Pati, Mitrapost.com – Ahli Gizi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Jakenan angka bicara terkait Stunting (8/1/24). Banyak masyarakat desa yang belum mengetahui bahwa di dunia kesehatan ternyata ada Stunting dan Stunted.
“Stunting dalam bahasa Puskesmas itu disebutnya Stunted, karena untuk Stunting itu aslinya memang, baru bisa dikatakan Stunting itu harus punya indikatornya, yang menentukan dokter, itu pun tidak hanya dokter satu. Jadi memang harus ada Dokter umum, Psikolog, Dokter anak sama Dokter gizi, nanti berkolaborasi jadinya bisa disebut Stunting,” ucap Ulfiatun Ni’ma, selaku Ahli Gizi Puskesmas Jakenan.
Kalau yang dari puskesmas, hasil penimbangan Posyandu ada berat badan sama tinggi badan itu disebutnya Stunted,” imbuh dia.
Pasalnya untuk mengetahui stunting harus ada tahapannya dari mulai Dokter Umum, Psikolog, Dokter Anak dan Dokter Gizi. Mereka nantinya akan berkolaborasi sehingga menemukan titik temu yang benar-benar akurat yang bisa dikatakan Stunting.
Posyandu merupakan salah satu program dari Puskesmas. Puskesmas Jakenan mengadakan Posyandu setiap satu bulan sekali. Kadang masyarakat desa salah ungkapan terkait anaknya yang kecil dan pendek, mereka juga merasa takut.
“Kalau yang hasil penimbangan baru dikatakannya stunted, kalau stunted itu sendiri, itu misalnya yang panjang badan atau tinggi badan menurut umur. Di bawah 2 SD itu yang dikatakan pendek, dan 3 SD sangat pendek. Nanti posyandu ada buku pink namanya buku penimbangan, jadi setiap anak harus ada dan wajib punya, biasanya ditulis disini hasilnya, jadi nanti dari hasil penimbangan itu sudah dikatakan adiknya ini pendek atau tidak, itu gambaran stunted itu sendiri,”tegasnya.
Masyarakat desa tidak usah takut terkait Posyandu yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Tugas Posyandu ingin mengetahui pekembangan anak dan memberikan saran yang baik, supaya anak-anak dapat tumbuh dengan baik. (*)

Wartawan Mitrapost.com