Mahfud Md Berencana Mengundurkan Diri sebagai Menko Polhukam, Intip Rugi-Untungnya

Mitrapost.com – Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud Md berencana untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menko Polhukam.

Rencana ini tentunya akan berdampak pada pencalonan presiden. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno.

Adi mengatakan semakin cepatnya Mahfud mundur maka akan semakin baik karena terdapat implikasi positif yang muncul.

“Saya kira politik itu soal momentum, terutama momentum untuk mendapatkan sentimen positif dan dukungan publik secara luas. Lalu kapan waktu yang tepat Mahfud untuk mundur? Lebih cepat lebih baik. Saat ini adalah waktu yang pas bagi Mahfud untuk segera mengumumkan sikap mundurnya dari kabinet Pak Jokowi. Implikasi positifnya saya kira luar biasa,” kata Adi, dikutip dari Detik News, pada Sabtu (27/1/2024).

Jika Mahfud mundur dari jabatan itu, dirinya akan dianggap sebagai sosok yang gentlemen dan menjadi sosok yang bagus bagi negarawan.

“Pertama, Pak Mahfud akan dinilai sebagai sosok yang gentleman meninggalkan jabatan politiknya supaya tidak terjadi conflict of interest, itu penting supaya bagi sebuah contoh sikap kenegarawanan karena tidak banyak orang yang akan meninggalkan jabatan politiknya hanya untuk berkompetisi dalam politik,” kata Adi.

Mundurnya Mahfud juga dinilai sebagai langkah terhormat yang patut dicontoh oleh tokoh lain.

“Kedua, Pak Mahfud akan menjadi contoh di kemudian hari jika ada pejabat-pejabat publik di negara ini mau berkompetisi secara politik, sekalipun tidak ada kewajiban untuk mundur. Tapi mundur saya kira itu adalah langkah terhormat yang saya kira conflict of interest. Potensi abuse of power itu bisa dihindari. Oleh karena itu ini yang saya kira jadi nilai positif bagi Pak Mahfud kalau segera mundur dari kabinetnya Pak Jokowi,” kata dia.

Nantinya, Mahfud bersama dengan pasangannya Ganjar Pranowo akan lebih leluasa untuk mengeluarkan kritik kepada pemerintahan.

“Ketiga, pengumuman mundurnya kalau dilakukan itu akan semakin nyaman bagi kubu Mahfud dan Ganjar untuk mengekspos, untuk mengkritik secara terbuka kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh kekuasaan politik yang hari ini mendukung Prabowo-Gibran. Itu lah yang saya kira kalau Pak Mahfud masih di dalam, kritiknya akan setengah hati. Dan secara psikologi masih ada hambatan yang relatif cukup serius karena apapun Pak Mahfud masih menjadi bagian di dalam,” ucapnya.

“Oleh karena itu, kalau Pak Mahfud mundur, ini jauh akan lebih leluasa kepada Mahfud dan Ganjar untuk menyampaikan gagasan-gagasannya kemajuan fikirannya untuk memenuhi bangsa ini,” imbuh Adi.

Ia juga menjelaskan kerugian jika Mahfud mundur sebagai Menkopolhukam. Kemewahan akses dan fasilitas pun tidak akan didapat.

“Satu-satunya kerugian kalau Mahfud mundur adalah Mahfud tentu tidak akan memiliki kemewahan akses, fasilitas yang selama ini dimiliki sebagai pejabat publik dan Mahfud akan menjadi warga negara biasa yang ikut berkompetisi di 2024. Kemewahan sebagai pejabat publik ini lah yang automaticly terputus kalau Mahfud mengundurkan diri sebagai menterinya Pak Jokowi. Selebihnya lebih banyak insenti positif,” imbuhnya.

Perlu diketahui sebelumnya, Mahfud berencana untuk mundur dari jabatannya. Akan tetapi, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno belum menerima surat pengunduran diri.

“Sampai saat ini, kami belum menerima surat pengunduran diri Prof Mahfud Md sebagai Menko Polhukam,” kata Pratikno.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati