Pati, Mitrapost.com – Curah hujan di wilayah Kabupaten Pati terbilang ekstrem serta memiliki durasi yang cukup lama. Hal ini menyebabkan debit air naik di beberapa wilayah Pati, sehingga menyebabkan banjir.
Ada beberapa daerah yang tergenang banjir saat ini, diantaranya Desa Glonggong, Ngastorejo, Tondomulyo, Bungasrejo, Kedungmulyo, Karangrowo, Tondokerto, dan Sembarturagung.
Banjir tidak hanya dirasakan sebagian desa di Kecamatan Jakenan, namun juga di beberapa kecamatan-kecamatan wilayah Pati. Martinus Budi Prasetya Kepala BPBD Kabupaten Pati menjelaskan bahwa banjir juga dirasakan daerah Sukolilo, Kayen, Gabus, Pati Kota, Jakenan dan Juwana.
Daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang dilewati Sungai Juwana. Dengan adanya intensitas hujan yang tinggi, sehingga aliran Sungai Juwana tidak dapat menampung debit air.
“Memang situasi banjir di Kabupaten Pati, tidak hanya di Jakenan tetapi (juga) termasuk di wilayah-wilayah kecamatan dan desa yang dialiri oleh aliran sungai juwana (ini) selain disebabkan oleh curah hujan yang ekstrem/deras dengan durasi lama,” ujarnya saat di konfirmasi wartawan Mitrapost, Jum’at (15/03/2024).
“Khusus untuk beberapa daerah mulai dari Sukolilo, Kayen, Gabus, Pati Kota, Jakenan dan Juwana yang adalah berada di tepi aliran sungai Juwana,” imbuhnya.
Kemudian, ia menjelaskan selain curah hujan yang deras, penyebab lainnya dipicu oleh dibukanya pintu bendung Wilalung yang mengarah ke Lembah Sungai Juwana.
“Dengan dibukanya pintu bendung Wilalung yang mengarah ke lembah sungai Silugonggo (itu dibuka). Sampai tadi malam dibuka sampai dengan sekitar 35 centi,” jelasnya.
Dampak dari pintu bendung Wilalung arah ke Sungai Juwana dibuka menjadikan debit air naik cukup tinggi. Sehingga aliran sungai-sungai kecil yang nantinya akan bermuara di Lembah Sungai Silugonggo mempunyai debit air yang besar.
“Dampaknya pasokan air dari arah bendung Wilalung ke lembah silugonggo ini naik signifikan,” ujarnya.
“Tinggi permukaan sungai Silugonggo/Juwana akhirnya menyebabkan aliran-aliran sungai kecil yang masuk dan bermuara ke silugonggo (juga) terhambat akhirnya, (akhirnya) air itu melimpas masuk ke area pertanian maupun ke pemukiman-pemukiman,” pungkasnya. (iwp)

Wartawan Mitrapost.com