Masuk Musim Kemarau, Petani Lahan Tadah Hujan Hadapi Masalah Pengairan

Pati, Mitrapost.com – Sektor pertanian masih menghadapi tantangan. Salah satu tantangan yang dihadapi para petani di lahan tadah hujan yaitu tak ada air untuk mengairi lahan sawah.

Marijan (65), salah satu petani asal Desa Kebowan Kecamatan Winong mengatakan bahwa bertani di lahan tadah hujan sangatlah sulit dan pertumbuhan tanaman padi juga tidak maksimal.

“Pertumbuhan padi radak kurang, soal e niki sampun radak kering,” ujarnya.

Hasil panen di lahan tadah hujan juga tidak bisa maksimal. Dia menjelaskan bahwa biasanya di lahanya saat ada hujan bisa menghasilkan 20 karung, akan tetapi kalau musim kering hasil panen padi akan menurun.

“Nak wonten air e niku biasane angsal 20 sak, nak mboten wonten air e ngeten niki (kering) angsal 10 sak,” jelasnya.

Kekurangan air dapat mengakibatkan batang padi menjadi rapuh. Di sisi lain padi menjadi tidak berbobot dan juga bisa mengakibatkan gagal panen. Panjang batang padi hanya mencapai 70 centimeter untuk di lahan kering, akan tetapi saat banyak air panjangnya akan sebaliknya.

Hal senada juga dikeluhkan Parnyo (56), warga Desa Kebowan Kecamatan Winong. Tanaman padi miliknya tidak berbobot lantaran tidak adanya air yang mengairi.

Kemudian dia juga mengatakan sebagian petani di Desa Kebowan kemungkinan mengalami gagal panen apabila tidak ada air.

“Iku termasuk seng disek, seng keri yo lagek prapu. Garing prapu ora enek panen ngenik. Mboten isa ngisi lha ora enek banyune, garing, gagal,” jelasnya di sela-sela kesibukannya di sawah.

Parnyo menceritakan saat panen hari Kamis (16/05/2024) kemarin tetangganya ada yang panen padi hanya mendapatkan tiga karung. Hal ini tidak sebanding dengan ongkos jerih payahnya.

“Gabah sesak iku mung pirang kilo, ngko terus opahe paling ora 200 lebih,” imbuhnya.

Sebelumnya, Mitrapost.com mendapatkan data dari Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati bahwa luas lahan sawah irigasi 35.848 hektar, sedangkan luas lahan non irigasi 21.662 hektar.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum menyampaikan bahwa untuk lahan tadah hujan banyak di daerah selatan, seperti salah satunya di Winong.

Niken menjelaskan bahwa memang pertanian di lahan tadah hujan sangat mengandalkan air hujan.

“Yang namanya sawah tadah hujan, dia kan air sumbernya air hujan mengandalkan air hujan. Kalau kondisi sekarang tidak ada hujan nggeh memang sulit. Tapi ada mungkin beberapa wilayah yang mengusahakan dengan sumur-sumur,” jelasnya. (iwp)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati