Semarang, Mitrapost.com – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dinilai lebih rawan dibandingkan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah pun selalu berupaya dalam mengantisipasi kerawanan di setiap tahapan Pilkada.
Penjabat Gubernur Jateng, Nana Sudjana mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi antara Pemprov Jateng, KPU, Bawaslu, TNI, Polri, dan Kejaksaan Tinggi.
“Kita maksimal dalam mengawal dan menyukseskan pemilu ini. Sehingga, butuh peningkatan sinergi di antara kami,” ujarnya.
Potensi kerawanan yang mungkin terjadi diantaranya adalah kompetisi antarparpol pendukung yang sangat intens, hoaks, hate speech, money politics, dan netralitas aparatur sipil negara (ASN).
“Untuk Pilkada, saya kira lebih rawan dibandingkan Pilpres,” terangnya.
Pihaknya juga terus meningkatkan keterlibatan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mengantisipasi konflik antarkelompok masyarakat pendukung.
“Kami juga merangkul forum-forum (warga), supaya mampu menjaga kondusivitas wilayah,” ungkapnya.
Desk Pilkada tingkat provinsi sampai kabupaten/kota pun sudah dibentuk. Pemprov Jateng juga sudah menyiapkan Satlinmas.
“Posko Pilkada sudah disiapkan. Di kabupaten/kota juga sudah membuat,” jelasnya.
Sebagai informasi, jumlah TPS yang diperkirakan akan digunakan untuk Pilkada di Jawa Tengah sebanyak 58.677 lokasi. (*)
Redaksi Mitrapost.com