Mitrapost.com – Istilah mabrur mungkin tidak asing di telinga umat Muslim. Kata-kata ini sering kali diucapkan kepada mereka yang berangkat haji sebagai doa agar menjadi haji yang mabrur. Lantas, sebenarnya apa arti dari haji mabrur tersebut?
Mabrur disebut berasal dari bahasa arab. Istilah ini dari kata ‘barra’ yang berarti surga, benar, diterima, peberian, dan keluasan dalam keabikan, menurut buka yang ditulis M Quraish Shihab. Sementara itu, berdasarkan kitab Nayl Al-Awtar baha asy-Syakawani, Ibnu Khalawaih mengatakan bahwa makna dari haji mabrur adalah haji yang diterima Allah atau maqbul.
Artinya, orang yang mendoakan saudara, teman, kerabat yang berhaji supaya menjadi haji mabrur, ia berharap semua amalan ibadah haji yang dikerjakan diterima oleh Allah SWT.
Adapun beberapa keutamaan haji mabrur, berikut ini diantaranya.
Salah satu amalan paling utama
Menurut riwayat Muttafaq ‘alaih, Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang amalan yang paling utama. Rasulullah SAW pun menjawab, “‘Iman kepada Allah dan Rasul-Nya,’ Kemudian ia bertanya lagi, ‘lalu apa lagi?’ Rasul menjawab ‘kemudian jihad di jalan Allah,’. ‘Lalu apa lagi?’ Rasulullah menjawab, ‘kemudian haji mabrur’,”.
Setara dengan jihad fi sabilillah
Dari Aisyah umul mukminin berkata, “‘Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kami keluar ikut berjihad bersamamu?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, jihad kalian adalah haji mabrur dan itu adalah jihad bagi kalian’,” (HR. Ahmad).
Diampuni dosa-dosa
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berhaji lalu ia tidak berkata kotor dan tidak berbuat fasik, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR. at-Tirmidzi: Hasan Shahih).
Amalan dibalas surga
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, “Umrah satu ke Umrah lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain Surga,” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Kembali suci seperti bayi baru lahir
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan haji di Baitullah ini kemudian tidak berkata kotor dan tidak berbuat fasik maka dia kembali keadaannya seperti saat dilahirkan oleh ibunya’,” (HR. al-Bukhari dan Muslim). (*)
Redaksi Mitrapost.com