Mitrapost.com – Data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polri diduga diperjualbelikan di situs gelap atau dark web.
Menanggapi hal itu, Kepolisian Nsgara Republik Indonesia (Polri) mengaku akan mengusut hal tersebut berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Yang pasti bahwa polri akan bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk bisa menuntaskan permasalahan ini,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho dilansir dari Kompas.
Lebih lanjut, pihaknya juga akan melakukan upaya mitigasi serta melakukan pengecekan atas pemasalahan tersebut.
“Nanti kita mitigasi, kita cek kembali karena ini menjadi isu-isu yang lagi menarik saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya menduga data yang diperjualbelikan di dark web tersebut adalah data lama.
Sedangkan terkait serangan siber di Pusat Data Nasional (PDN), pihaknya mengatakan hal itu tak berkaitan dengan kasus saat ini.
“Jawaban dari Kepolisian, ‘Oh kami tidak ada kebocoran itu mungkin data-data lama’. Jadi tidak ada juga kaitannya dengan kejadian ini (gangguan serangan siber PDN), sangat beda ini,” jelasnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com