Pati, Mitrapost.com – Jalan-jalan ke Kabupaten Pati tak afdhol rasanya jika tak mencicipi makanan khas Nasi Gandul.
Nasi Gandul adalah sajian nasi putih dengan irisan empal atau daging sapi bacem hingga ditambah jeroan. Nasi tersebut disiram dengan kuah rempah dengan cita rasa yang manis, asin, dan gurih.
Uniknya, Nasi Gandul disajikan diatas piring yang dialasi daun pisang dan disendok menggunakan suru. Perlu diketahui, suru merupakan daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai sendok.
Kendati demikian, seiring berjalannya waktu banyak penjual Nasi Gandul yang sudah menyediakan sendok dan garpu.
Mengutip dari Kemendikbud.go.id, makanan Nasi Gandul diprediksi ada sejak 1955 diperkenalkan oleh Pak Meled yang berasal dari Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Nama Nasi Gandul merupakan julukan dari konsumen karena makanan ini dijajakan dengan cara dipikul sehingga menggantung. Dalam bahasa jawa ‘gandul’ artinya menggantung.
Namun, kini sudah tak ada lagi penjual Nasi Gandul yang menjajakan dagangannya dengan cara memikul dua kuali melainkan dijual di kaki lima atau menetap pada suatu tempat.
Berkat kepopulerannya, Desa Gajahmati sekarang dikenal dengan pelopor dan pusat Nasi Gandul di Kabupaten Pati.
Adapun cerita versi lain tentang asal usul Nasi Gandul ini. Seorang pedagang Nasi Gandul, Pak Sardi, yang telah berjualan sejak 1978 menjelaskan tentang sejarah Nasi Gandul. Menurutnya, kata ‘gandul’ diambil dari paha sapi yang digantung.
“Nasi Gandul itu masak dagingnya, daging sapi, kan sapi dipotong sore hari, lalu pahanya sapi digantungkan dan dipotong, terus diiris untuk dicampur kuah. Itu namanya Nasi Gandul, karna paha sapi digantung,” kata Sardi. (*)
Redaksi Mitrapost.com