Mitrapost.com – Sri Mulyani mengumumkan capaian pajak Indonesia meningkat signifikan dalam 30 tahun terakhir. Hal ini terhitung sejak 1983 hingga saat ini.
Menteri Keuangan Indonesia ini membandingkan target pajak pada saat itu berada di angkat Rp13 triliun. Angka ini menurut Mulyani terlampau kecil.
“Kita juga lihat ini ada lini masa penerimaan pajak. Kalau pada tahun berapa itu? 1983, itu masih penerimaan pajak Rp 13 triliun,” kata Sri Mulyani, dalam sambutannya di acara Spectaxcular, di Gelora Bung Karno (GBK).
“Ini mungkin kalau disini ada Kanwil Pajak dia mengatakan itu tempat saya salah satu KPP (Kantor Pelayanan Pajak). Bahkan lebih kecil, betul nggak?,” imbuh dia.
Lalu pada Zaman Reformasi 1998 hingga menjelang 2000, penerimaan pajak RI berada di posisi Rp 400 triliun.
Perbandingan pajak sejak saat itu hingga pada tahun 2024 ini sudah naik 5 kali lipat.
“Dan sekarang teman-teman Direktorat Jendral Pajak bertanggung jawab di undang-undang APBN untuk mencapai target Rp 1.988,9 triliun,” ujarnya.
Ia mengatakan Kementerian Keuangan terus bertanggung jawab terhadap perekonomian di Indonesia.
Letak geografis Indonesia yang berada di ring of fire ini membuat potensi bencana alam cukup tinggi. Hal tersebut juga mempengaruhi perekonomian.
“Teman-teman pajak semuanya mengikuti sebuah episode di dalam perekonomian Indonesia yang dipengaruhi oleh ekonomi dunia. Di setiap naik, turun, gejolak atau sedang terjadi boom kita semua bertanggung jawab. Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak, dalam susah, dalam senang, dalam ups and downs, anda adalah institusi yang diandalkan,” kata dia.
Sri Mulyani menyebut pajak menjadi tulang punggung bagi bangsa dan negara untuk gapaian cita-cita. Tanpa pajak, Indonesia tidak dapat mencapai target sebagai negara maju.
“Untuk bisa terus menjaga Republik Indonesia, membangun negara ini, dan bangsa kita, cita-cita yang ingin kita capai ingin menjadi negara maju yang sejahtera dan adil tidak mungkin bisa dicapai tanpa penerimaan pajak suatu negara,” ujar Sri Mulyani.
“Jadi pajak adalah tulang punggung sekaligus instrumen yang sangat-sangat penting bagi bangsa dan negara untuk mencapai cita-citanya (jadi negara maju),” imbuh dia.
Redaksi Mitrapost.com






