Semarang, Mitrapost.com – Sebanyak 5.000 titik biopori atau lubang resapan bakal dibangun di Kota Semarang untuk mencegah banjir.
Biopori nantinya akan dibangun di 100 titik lebih dahulu di Jalan Sultan Agung, Jalan S. Parman, Jalan Diponegoro, Jalan Pahlawan, Kalisari, dan Jalan Pemuda.
Pembuatan biopori dinilai bisa membantu mengurangi genangan yang sering ada di jalan protokol saat musim hujan tiba.
“Nah, saya minta ini utamanya di jalan-jalan protokol, seperti kita tahu kalau setiap hujan itu kan selalu tergenang seperti Jalan Pahlawan atau Jalan Pemuda, ada genangan sehingga ini juga bisa membantu air itu tidak semua masuk drainase tetapi juga masuk ke dalam biopori-biopori,” ujar Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dilansir dari Antara Jateng.
Selain di jalan, biopori juga akan dibangun di sejumlah titik ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di 11 kecamatan di Kota Semarang.
“Semoga ini bisa menjadi salah satu solusi pencegahan banjir,” terangnya.
Pembangunan biopori dinilai masih belum masif di Semarang meskipun selama ini sistem biopori sudah dikenal luas.
“Sebenarnya sih kalau biopori ini sudah umum ya, hanya penerapannya itu yang belum masif,” ujarnya.
Sejumlah manfaat biopori tak hanya bisa menjadi resapan air hujan, namun juga bisa bermanfaat untuk kompos.
“Manfaat biopori itu adalah pertama untuk peresapan air di saat hujan, ini adalah antisipasi untuk menghadapi musim hujan yang akan datang,” katanya.
“Kemudian yang kedua, daun-daun yang rontok ini bisa dimanfaatkan menjadi kompos sehingga tidak perlu harus beli pupuk,” lanjutnya.
Biopori bahkan disebut bisa membantu mengantisipasi longsor di daerah yang miring.
“Saya berpikir bagaimana daun itu tidak diangkat tetapi bisa dimanfaatkan sehingga dimasukkan ke dalam biopori,” katanya. (*)
Redaksi Mitrapost.com