Pati, Mitrapost.com – Warga yang merupakan petani garam lokal di Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati keluhkan endapan kali Juwana. Pasalnya, endapan tersebut masuk ke lahan produksi garam, sehingga menyebabkan hasil produksi garam kurang maksimal.
Salah satu petani garam asal Desa Bumimulyo yang memiliki lahan garam di Desa Ketitang Wetan, Jio (50) menyampaikan bahwa bertani garam kini semakin sulit. Menurutnya, endapan lumpur kali Juwana mempengaruhi produksi garam.
“Endapan kali Juwana ini lumpurnya masuk ke sini. Kalau sudah tiga kilo dari sini gak ada lumpur, lengkong lautnya kan pasir,” kata Jio kepada Mitrapost.com belum lama ini.
Diketahui, daerah yang terdampak lumpur dari kali Juwana yakni Raci, Ketitang Wetan dan Mujil.
“Raci, Ketitang Wetan sama Mujil itu efek lumpur, cuma di tiga desa yang efek lumpur kali Juwana,” tambahnya.
Kemudian, pihaknya menambahkan, bahwa endapan lumpur tersebut diketahui dari kapal besar yang berlabuh di sekitar sungai Juwana.
“Efeknya ya lumpur kapal itu, dikebur tiap lewat terus larinya ke sini. Ya lumpur kapal itu,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Fungsional Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Ari Wibowo menyampaikan bahwa pantai di Kabupaten Pati memang cenderung berlumpur.
“Itu kan kondisi alam ya mas, pantai kita memang cenderungnya memang berlumpur baru dibersihkan juga berlumpur,” jelas Ari.
Dikatakan Ari, Ketitang Wetan memang kondisi airnya berlumpur. Apalagi mereka yang mengambil air laut dari kali Juwana.
Untuk mengatasi endapan lumpur yang masuk ke lahan petani garam, Ari menambahkan harus ada pengerukan sungai. Yang mana, koordinasinya dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana serta kementerian pusat.
“Tetapi, memang kalau yang di sungai itu memang harus ada koordinasi pengerukan dan sebagainya, tetapi itu kan koordinasinya dengan BBWS kementerian juga dan itu juga sering dilakukan,” tandas dia. (*)

Wartawan Mitrapost.com