Perkuat Kebangsaan dan Toleransi, 100 Penyuluh Lintas Agama Pati Bermalam di Gunungwungkal

Pati, Mitrapost.com – Bertempat di Desa Giling dan Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati Jawa Tengah, sebanyak 100 penyuluh lintas agama Kabupaten Pati ikuti ‘Kemah Moderasi Beragama’.

Kegiatan tersebut digelar pada Jumat (13/09/2024) sampai dengan Sabtu (14/09/2024) 2024. Adapun rangkaian kegiatan tersebut yakni dari mulai khutbah Jumat serentak, sarasehan moderasi beragama, penanaman pohon, pentas ekspresi serta jalan sehat kerukunan umat beragama.

Ketua Pokja (kelompok kerja) Kampung Moderasi Beragama Kecamatan Gunungwungkal, Haryanto menyampaikan tujuan diadakannya event ini dalam rangka untuk memperkuat kebangsaan, sikap toleransi hingga anti kekerasan di kalangan penyuluh Kabupaten Pati.

Kegiatan yang bertajuk ‘Kemah Moderasi Beragama’ mengundang pemateri dari FKUB hingga pemuka agama di Kabupaten Pati.

“Selain penyuluh sebagai peserta, kita juga mengundang berbagai pemateri yang kompeten mulai dari FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB), tokoh agama Islam, kristen, Budha, dan Hindu, hingga tokoh penganut  kepercayaan Sapto Darmo,” ujar Haryanto, Jumat (13/9/23).

Adapun yang hadir dalam kegiatan ‘Kemah Moderasi Beragama’ yakni dari jajaran Pejabat Kemenag, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kemenag, Pemerintah Desa Jrahi, Muspika Gunungwungkal, dan Tokoh lintas agama setempat.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati, Ahmad Syaiku menyampaikan penyuluh agama  berperan penting dalam menjaga keutuhan  NKRI, melalui pendampingan keagamaan.

Pihaknya juga mengharapkan agar para penyuluh agama dapat memastikan setiap pemeluk agama di binaannya memiliki hubungan yang baik serta agama-agama dapat berkembang dengan semestinya bukan karena paksaan.

Selanjutnya pihaknya menambahkan dalam keberagaman agama di Indonesia saat ini sedang menghadapi tiga tantangan besar, diantaranya ada beberapa orang dan golongan yang memahami agama dengan cara ekstrim.

Selain itu, adanya klaim atau tafsir agama yang subjektif, serta ada juga semangat beragama yang kuat tetapi mengesampingkan NKRI.

“Penyuluh harus berupaya menanamkan esensi beragama yang sesungguhnya ke masyarakat luas. Tafsir agama yang subjektif juga harus dikelola untuk mencerdaskan bangsa kita jangan sampai masyarakat suka menyalahkan antar agama,” jelasnya.

Diketahui, kegiatan yang bertajuk ‘Kemah Moderasi Beragama’ memang secara sengaja dilaksanakan di Desa Jrahi dan Giling.

Tujuannya untuk memberikan gambaran maupun edukasi kepada peserta akan  masyarakat yang moderat.

Sebagai informasi, dua desa tersebut tahun lalu telah ditetapkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) sebagai Kampung Moderasi Beragama (KMB).

Lantaran memiliki berbagai macam agama maupun penghayat kepercayaan yang dianut masyarakat, dan hidup rukun berdampingan sehari-hari. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati