Pandangan Psikolog soal Kekerasan Anak di Pati

Pati, Mitrapost.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsosp3akb) Kabupaten Pati mengungkap kasus kekerasan perempuan dan anak sejumlah 63 kasus.

Angka tersebut berhasil dihimpun Mitrapost.com yang diperoleh dari bulan Januari hingga Agustus 2024. Namun angka 63 tersebut dibagi menjadi dua kategori yakni kekerasan perempuan sendiri berjumlah 12 kasus. Sedangkan kekerasan anak berjumlah 51 kasus.

Menanggapi kasus kekerasan anak yang berjumlah 51 kasus, Psikolog RSUD RAA Soewondo Pati, Siti Fatkhurrohmah merasa prihatin dengan kondisi kekerasan terhadap anak di ‘Bumi Mina Tani’. Pasalnya Kabupaten Pati tengah berupaya untuk meningkatkan status Kota Layak Anak.

“Jadi ini itu kan memang suatu keprihatinan, prihatin kasus di Pati yang notabene Kabupaten yang sudah berupaya menjadi Kota Layak Anak, itu kasusnya semakin meningkat,” ujarnya saat ditemui di kantor.

Kekerasan terhadap anak, pihaknya menambahkan ada beberapa pembagian, diantaranya kekerasan secara fisik, kasus bullying hingga kasus penelantaran anak dari orang tua.

Kemudian, Wanita yang akrab dipanggil Bu Fat tersebut, menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan terhadap anak. Pertama terkait pola asuh orang tua. Menurutnya, pola asuh memberikan andil yang sangat luar biasa terhadap tumbuh kembang anak.

Bu Fat dalam hal ini juga menyebutkan, banyaknya orang tua yang pergi ke luar negeri sangat mempengaruhi perkembangan anak. Apalagi anaknya yang dirumah diasuh oleh nenek atau kakek yang memiliki kesibukan lain.

“Cara orang tua, pola asuh ini mempengaruhi perkembangan anak,” jelasnya.

“Mereka faktornya Sebagian besar pergi semua, bapaknya merantau ibunya pergi ke luar negeri, terus sehingga anak ini diasuh oleh nenek atau keluarga lain yang berada di rumah, Pola asuh seperti itu kurang efektif, karena apa,” tambahnya.

Sedangkan faktor lain yakni pengaruh gadget turut berpengaruh terhadap kekerasan terhadap anak. Diketahui saat ini gadget tengah mengalami perkembangan pesat. Banyaknya fitur yang bisa diakses anak-anak tanpa adanya batasan.

Pihaknya berpesan kepada orang tua terkait dengan gadget, agar anak-anak dalam proses bermainnya dapat diberikan durasi waktu serta pengawasan yang bagus.

“Untuk saat ini gadget saat ini masih berpengaruh besar,” paparnya.

Lebih lanjut, pihaknya menyampaikan kekerasan terhadap anak sejauh ini yang paling banyak bermula dari ranah keluarga.

“Selama kasus yang saya tangani di Rumah Sakit Soewondo ini yang Notabenenya adalah laporan-laporan dari Dinas Sosial maupun Unit Polres PPA, itu rata-rata bermula dari ranah keluarga,” jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati