Mitrapost.com – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak diketahui unggul di sejumlah survei.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Indikator Politik Indonesia, tiga paslon menunjukkan angka yang berbeda yaitu elektabilitas Khofifah-Emil di angka 61,2%. Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta 26%. Da Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim 2,2%. Sementara ada 0,5% responden memilih golput, dan 10,2% responden tidak menjawab.
Dalam hal ini, Fahrul Muzaqqi selaku Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) mengatakan elektabilitas Khofifah dan Emil sangat sulit untuk dikejar.
“Secara teori sangat-sangat berat mengejar elektabilitas Khofifah-Emil. Tetapi tetap saja, di dalam politik segala sesuatu masih bisa terjadi,” kata Fahrul.
Khofifah disebut sudah melampaui ambang batas psikologis elektoral dengan persentase 9- persen.
“Angka itu cukup nyaman bagi paslon petahana. Dan rasanya dengan waktu yang tidak sampai dua bulan, berat sekali mengejar elektoral Khofifah-Emil,” kata Fahrul.
“Kita tahu yang belum menentukan saja hanya di bawah 15 persen. Andaikata angka yang belum menentukan itu diambil semua oleh paslon terdekat dalam hal ini nomor urut 3, maka hasilnya juga masih belum sampai mengejar, hanya mengikis selisih angka. Dan undecided voters biasanya juga tersebar ke semua paslon, tidak merujuk ke satu paslon saja,” tutur dia.
Walaupun begitu, Fahrul mengatakan keunggulan paslon ini tetap harus diwaspadai dalam dunia politik. apalagi waktu dua bulan tidak tergolong cepat.
“Saya rasa ini angka aman, namun tetap harus diwaspadai menjelang Pilgub nggak sampai dua bulan. Ini penting masing-masing kandidat khususnya Khofifah-Emil tetap waspada dari pergerakan dua paslon lain. Karena sisa waktu ini akan dimaksimalkan dengan menggenjot kampanye,” jelasnya.
“Jangan sampai mengabaikan kantong-kantong suara yang belum kuat, yang masih banyak pemilih mengambangnya ya. Itu PR utama Khofifah-Emil untuk mempertahankan tingkat elektabilitasnya. Kantong-kantong yang perlu diperkuat itu para pemilih pemula, milenial dan genz, ini perlu ditekankan karena ceruk suara ini besar. Paslon harus bisa merawat segmen suara ini,” ujar dia. (*)
Redaksi Mitrapost.com