Rembang, Mitrapost.com – Kyai dan santri Nahdliyyin di Kabupaten Rembang tolak politik praktis di internal Organisasi Nahdlatul Ulama (NU), khususnya jelang momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Hal ini diungkapkan oleh Syuriah MWC NU Kaliori, Mustain yang menganggap bahwa politik praktis menyalahi Khittah NU.
Pihaknya menentang tegas jika ada oknum-oknum Pengurus Cabang NU (PCNU) Rembang yang menggelar kegiatan ‘halaqoh’, namun memiliki maksud terselubung. Misalnya, memobilisasi warga Nahdliyyin Rembang untuk memenangkan pasangan calon tertentu.
Menurutnya, kampanye terselubung untuk memengaruhi kyai dan santri peserta halaqoh berpotensi memicu konflik internal NU Rembang.
“Adanya oknum-oknum yang menyalahkan jam’iyah Nahdlatul Ulama digunakan untuk politik praktis menyalahi butir ke 5 khittah NU yakni ‘Perilaku yang Dibentuk oleh Dasar Keagamaan dan Sikap Kemasyarakatan NU’. Jangan sekali-kali kita membawa Nahdlatul ulama untuk berpolitik praktis,” jelasnya dalam forum yang digelar di Hotel Puri Indah Rembang, Jumat (17/11/2024) malam.
Oleh sebab itu, pihaknya mengingatkan kepada seluruh Pengurus Cabang NU (PCNU) untuk jangan pernah mencederai prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh para ulama. Serta, senantiasa mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi,
“Karena itu kita mengadakan silaturahmi untuk menyatukan, meluruskan dan sekaligus memberi peringatan untuk siapapun tokoh-tokoh yang telah melakukan kesalahan tersebut untuk segera kembali ke jalan yang lurus, kembali ke Khittah yakni jangan sekali-kali kita mencederai Khittah yang telah dicetus para ulama,” lanjutnya lagi.
Syuriah MWC NU Kaliori, Mustain juga mengimbau fungsionaris NU beserta badan otonomnya di semua tingkatan agar menjauhkan diri dari politik praktis, menjunjung tinggi kejujuran dalam berfikir, bersikap dan bertindak. (*)
Redaksi Mitrapost.com