Pati, Mitrapost.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati menyebutkan tidak butuh biaya yang mahal untuk membentuk Sekolah Adiwiyata. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Pengawasan Lingkungan DLH Pati, Indah Pratitasari.
“Karena mindset mereka adalah kalau mau menjadi sekolah Adiwiyata harus mengeluarkan biaya yang mahal,” ujar Indah.
Agar sekolah tidak membutuhkan biaya yang mahal, Indah mengatakan harus bisa memanfaatkan kegiatan pembelajaran terkait dengan tumbuhan.
Dia memberikan contoh, apabila siswa diajak belajar mencangkok atau menyetek. Nantinya harus ada kegiatan yang lebih nyata. Sehingga hasil dari belajar itu dapat dimanfaatkan untuk menanam di lingkungan sekolah.
“Ada pembelajaran misalnya cangkok, ada pembelajaran misalnya stek anak diajarkan seperti itu kemudian hasil stek, hasil cangkok ditanam kembali, itu kan tidak memerlukan istilahnya anggaran yang terlalu banyak,” jelasnya.
“Jadi nanti rindang itu efeknya, kalau sekolah otomatis,” sambungnya.
Sekolah Adiwiyata disampaikan Indah, tak hanya sekedar mengedepankan sisi lingkungan. Lebih dari itu, bahwa sekolah adiwiyata harus berimbas kepada siswa dan bisa menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup (PRLH).
“Tetapi adiwiyata yang sekarang ini adalah adiwiyata bagaimana pembiasaan diri warga sekolah terkait dengan penerapan PRLH,” terangnya.
Diketahui, penerapan PRLH ada 6 aspek, diantaranya aspek kebersihan, pengelolaan sampah, penanaman pembibitan pemeliharaan tanaman, konservasi air, konservasi energi, serta aspek inovasi.
Kendati demikian, dari keenam aspek tersebut, Indah mengatakan ada yang lebih penting yakni adiwiyata harus mampu berimbas kepada masyarakat sekitar sekolah.
“Dan melakukan kegiatan yang berimbas kepada masyarakat sekitar sekolah,” pungkasnya. (*)

Wartawan Mitrapost.com