Mitrapost.com – Keputihan sering kali memberikan rasa tak nyaman pada area kewanitaan. Meski demikian, hal ini wajar terjadi, terutama sebelum haid maupun sesudah haid. Keputihan yang normal berfungsi menjaga kebersihan vagina.
Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal sebagai ‘fluor albus’. Ini terjadi saat vagina mengeluarkan cairan yang sebenarnya membersihkan organ reproduksi wanita. Keputihan biasanya tidak bewarna, tidak berbau, tidak terasa gatal dan rasa panas.
Kendati demikian, penting untuk memperhatikan tanda-tanda tidak normal pada keputihan, misalnya keluar dalam jumlah berlebihan, berbau tidak sedap, dan menimbulkan gejala tidak nyaman.
Berikut ini kami rangkum penyebab keputihan sebelum haid.
Apa penyebab keputihan sebelum haid?
Dilansir dari KlikDokter, keputihan terjadi karena beberapa faktor, termasuk perubahan hormon estrogen. Hormon ini memainkan peran penting dalam mengatur produksi lendir pada vagina. Sehingga, fluktuasi hormon selama siklus dapat memengaruhi jumlah dan konsistensi keputihan.
Selain itu, kondisi emosional sebelum haid juga memengaruhi munculnya keputihan. Stres dan kecemasan turut berdampak pada keseimbangan hormon yang memicu perubahan dalam konsistendi keputihan normal.
Keputihan bisa terjadi sebelum haid dan umum dialami oleh sebagian besar wanita. Ini biasanya terjadi sebagai bagian dari perubahan hormon yang terkait dengan siklus menstruasi. Kondisi ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, namun lain hal jika menyebabkan rasa gatal dan berbau.
Tanda keputihan normal biasanya berwarna putih susu atau bening. Cairan tersebut berbentuk lendir atau seperti putih telur. Konsistensi ini berperan dalam membantu sperma mencapai sel telur jika terjadi pembuahan.
Selain itu, cairan keputihan normal tidak berbau dan jumlahnya tidak berlebihan, meski bervariasi untuk setiap wanita.
Apa yang harus dilakukan?
Agar keputihan normal tidak berubah menjadi keputihan tidak normal, lakukan perubahan pola hidup sehat. pola hidup dan perawatan pribadi dapat membantu mengurangi risiko keputihan yang tidak normal.
Hindari produk perawatan area kewanitaan yang mengandung pewangi atau bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi. Anda bisa menjaga kebersihan area kewanitaan dengan mencuci bersih area tersebut dengan air untuk mencegah infeksi dan iritasi.
Selain itu, konsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah, serta perbanyak minum air putih. (*)

Redaksi Mitrapost.com