Mitrapost.com – Terjadinya hari kiamat masih menjadi rahasia Allah SWT, sehingga tak satu pun manusia yang mengetahui kapan hari tersebut akan tiba. Meski demikian, Allah SWT melalui firman-Nya telah memberikan tanda-tanda besar sebelum kiamat terjadi.
Adapun tanda-tanda tersebut diketahui agar umat Islam senantiasa bersiap, yakni dengan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan sebagai bekal di akhirat nanti. Hal ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an surah Taha ayat 15,
اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى
Artinya: “Sesungguhnya hari Kiamat itu (pasti) akan datang. Aku hampir (benar-benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) agar setiap jiwa dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.”
Selain itu, Allah SWT juga menerangkan dahsyatnya hari kiamat dalam surah Al Haqqah ayat 15-18,
فَيَوْمَىِٕذٍ وَّقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ ١٥ وَانْشَقَّتِ السَّمَاۤءُ فَهِيَ يَوْمَىِٕذٍ وَّاهِيَةٌۙ ١٦ وَّالْمَلَكُ عَلٰٓى اَرْجَاۤىِٕهَاۗ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ ثَمٰنِيَةٌ ۗ ١٧ يَوْمَىِٕذٍ تُعْرَضُوْنَ لَا تَخْفٰى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ ١٨
Artinya: “Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu). Tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi.”
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berlomba-lomba melakukan amal-amal saleh sebelum datangnya enam peristiwa besar, “Cepat-cepatlah kamu sekalian melakukan amal-amal (saleh) sebelum datangnya enam peristiwa: terbitnya matahari dari barat, datangnya Dajjal, munculnya asap, munculnya binatang melata dari dalam bumi, kematian setiap kamu sekalian, dan perkara umum (Hari Kiamat),” (HR Ahmad).
Berdasarkan hadits tersebut, berikut enam peristiwa besar yang akan terjadi menjelang hari kiamat.
Matahari terbit dari barat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga matahari terbit dari arah barat. Ketika manusia melihat keanehan ini mereka langsung beriman tapi orang yang baru beriman di waktu itu tidak ada gunanya,” (HR Bukhari).
Dari Abu Dzar RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah engkau ke mana perginya matahari bila tenggelam?” Ia menjawab, “Tidak, saya tidak tahu.” Rasulullah SAW bersabda, “Matahari berakhir di bawah Arsy Allah lalu sujud kemudian bangkit hingga dikatakan kepadanya ‘Kembalilah’. Hampir masanya hai Abu Dzar, dikatakan kepada matahari ‘Kembalilah dari arah mana kamu terbenam’, di saat itu orang yang ingin beriman sudah tidak ada gunanya,” (HR Bukhari Muslim).
Munculnya Dajjal
An-Nuwas bin Sam’an meriwayatkan, para sahabat bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, berapa lama Dajjal di muka bumi?” Nabi SAW bersabda, “Empat puluh hari. Satu hari seolah selama setahun, satu hari seolah selama sebulan, satu hari seolah selama sepekan, padahal lama semua hari sama seperti lamanya hari-hari kalian saat ini.” Sahabat kembali bertanya, ‘Pada hari yang seolah setahun itu, apakah kami cukup mendirikan salat untuk satu hari, ya Rasul?’ Beliau menjawab, “Tidak. Perkirakanlah sesuai dengan kadarnya,” (H.R. Muslim).
Munculnya binatang melata
Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 82,
وَاِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ اَخْرَجْنَا لَهُمْ دَاۤبَّةً مِّنَ الْاَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ اَنَّ النَّاسَ كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا لَا يُوْقِنُوْنَ
Artinya: “Apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami mengeluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia selama ini tidak yakin pada ayat-ayat Kami.”
Ibnu Katsir dalam tafsirnya, “Binatang melata yang dimaksud ayat di atas akan muncul di akhir zaman ketika akhlak manusia sangat buruk, mereka meninggalkan perintah Allah SWT dan merubah agama yang benar. Allah SWT mengeluarkan kepada mereka binatang melata dari bumi yang dapat berbicara kepada manusia tentang hal tersebut.”
Munculnya kabut dan asap pekat
Allah SWT berfirman dalam Ad-Dukhân ayat 10-12,
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانِ مُبِينٍ ﴿١٠﴾ يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿١١﴾ رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ ﴿۱۲﴾
Artinya: “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (Mereka berdo’a): “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu, sesungguhnya kami akan beriman,” (QS Ad-Dukhân: 10-12).
Kehancuran kabah di Makkah
Oleh Hakim dan Abu Ya’la, melalui Abu Sa’id Al-Khudri RA, “Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Ka’bah ini tidak lagi didatangi orang untuk menunaikan ibadah haji.”
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ka’bah diruntuhkan oleh Dzu Suwaiqatain dari Habasyah,” (HR Muslim dan Bukhari). (*)
Redaksi Mitrapost.com