Mitrapost.com – Salah satu hal penting dalam sejarah perjalanan Rasulullah SAW saat melakukan Isra Miraj adalah turunnya perintah salat lima waktu bagi umat muslim. Perintah ini langsung diterima oleh Nabi SAW saat tiba di Sidratul Muntaha.
Salat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat, menunjukkan pentingnya salat dalam menegakkan tiang agama. Tidak hanya itu, sholat juga merupakan amalan yang akan dihisab pertama kali kelak setelah hari Kiamat.
Perintah salat 5 waktu turun saat Isra Miraj
Dilansir dari muslim.or.id, ketika bertemu Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh, Rasulullah SAW sedang menyandarkan punggung ke Baitul Ma’mur. Nabi Ibrahim AS bersama Rasulullah SAW kemudian pergi ke Sidratul Muntaha.
Di sana, Allah SWT memerintahkan salat 50 kali sehari semalam. Usai menerima perintah tersebut, Nabi Muhammad SAW turun dan bertemu kembali dengan Nabi Musa AS. Nabi Musa bertanya, “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas umatmu?”
Nabi Muhammad SAW menjawab, “salat 50 kali”, maka Nabi Musa AS berkata, “Kembali lah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani israil.”
Mendengar saran Nabi Musa AS, Rasulullah SAW kembali untuk menghadap Allah SWT. Ketetapan salat pun dikurangi sebanyak 5 kali. Nabi Muhammad SAW turun dan kembali bertemu Nabi Musa AS. Beliau kembali menyarankan hal yang sama.
Alhasil, Nabi Muhammad SAW terus bolak-balik antara Allah SWT dan Nabi Musa AS. Setelah beberapa waktu, ketetapan pun turun.
Allah SWT berfirman, “Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 (kali) salat sehari semalam. Setiap salat pahalanya 10, maka semuanya 50 salat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan, lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis dosa baginya sedikit pun. Jika dia mengerjakannya (kejelekan), maka ditulis baginya satu kejelekan.”
Setelah menerima firman Allah SWT tersebut, Nabi Muhammad SAW turun dan bertemu Nabi Musa AS untuk yang ke sekian kalinya. Usai mendengar penuturan jumlah 5 kali salat, Nabi Musa AS lagi-lagi menyarankan agar Rasulullah SAW meminta keringanan.
Namun, Rasulullah SAW menjawab, “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai saya pun malu kepada-Nya,” (HR Bukhari). Sejak saat itu, perintah salat lima waktu ditetapkan untuk umat Islam dan berlangsung hingga hari Kiamat. (*)

Redaksi Mitrapost.com