Semarang, Mitrapost.com – Mendikdasmen Prof. Dr. Abdul Muti’, M.Ed menyampaikan sejumlah tantangan pendidikan karakter di lingkungan sekolah. Salah satunya, yakni terkait kasus perundungan yang masih marak terjadi.
Perundungan di lingkungan pendidikan bisa berdampak pada psikologis anak, sehingga meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental, bahkan angka bunuh diri.
“Lingkungan sekolah belum menjadi lingkungan yang ramah untuk anak-anak. Diantaranya, berbagai bentuk kekerasan seperti perundungan verbal, maupun perundungan fisik, bahkan berbagi kekerasan yang berbau kriminal juga masih terjadi,” paparnya saat menjadi pembicara utama dalam webinar HUT ABKIN Jawa Tengah ke-49.
Maka dari itu, pihaknya mendorong penguatan pendidikan karakter, melalui program bimbingan dan konseling (BK) di sekolah. Menurutnya, pendidikan bimbingan dan konseling memiliki peran sentral dalam dunia pendidikan.
“Dalam kaitan ini maka Kementerian Dasar dan Menengah berusaha memperkuat Pendidikan Karakter, salah satunya melalui penguatan bimbingan dan konseling di sekolah,” kata Abdul Muti’.
“Padahal peran bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat setral dalam pendidikan, oleh karena itu kami ingin mengembalikan dan menguatkan peran dan fungsinya sebagai mentor, sebagai helper, serta sebagai sahabat bagi para murid,” lanjutnya lagi.
Sementara itu, tantangan lainnya terkait penguatan peran guru BK lantaran kurangnya pemeratan guru dan keterbatasan jumlah guru BK di satuan pendidikan. Belum lagi, terkait kurangnya kompetensi dan sertifikasi guru dalam menangani kesehatan mental dan perilaku peserta didik.
Dengan demikian, pihaknya mendorong pelatihan, peningkatan kompetensi guru BK, serta pengangkatan guru BK.
“Dukungan pemenuhan guru BK di sekolah, bahwasnya secara data masih sangat membutuhkan guru BK, hal ini dikarenakan masih banyak guru BK yang belum sesuai dengan kapaistasnya. Selain itu masih sangat terbukannya mengenai kebutuhan guru BK, sehingga hal ini perlunya optimalisasi peran guru BK dengan pemenuhan secara kuantitas dan pemenuhan secara kualitas,” terang Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd selaku Dirjen GTK Kemendikdasmen.
Menyadari berbagai tantangan dalam bidang bimbingan dan konseling, Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Jawa Tengah selaku organisasi profesi sangat mendukung dan siap ikut serta berkontribusi dan berkomitmen untuk menyedikan layanan yang komprehensif.
Sebagai informasi, kegiatan webinar yang dilaksanakan pada Sabtu (8/2/2025) tersebut diikuti oleh hampir 4.000 peserta, terdiri dari 70,4% guru BK 17,8% mahasiswa BK dan PPG BK 8,4%, serta dosen BK 3,4%.
Sisanya, ada guru mapel, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pengawas sekolah, pendamping satuan pendidikan, asesor pemerhati profesi konseling, widyaprada, tendik lab BK, praktisi konseling dan hypnoterapi, Pinwil, hingga Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP). (*)

Redaksi Mitrapost.com