Pati, Mitrapost.com – Perubahan cuaca menjadikan tantangan pembudidaya ikan di Kabupaten Pati. Hal tersebut, bisa menyebabkan resiko kematian ikan menjadi tinggi.
Kematian ikan akan mempengaruhi jumlah produksi budidaya ikan di Pati. Untuk diketahui, produksi ikan air tawar di Kabupaten Pati tahun 2024 mencapai 12.894 ton diantara mencakup dari empat jenis ikan yakni ikan mas, nila, lele dan ikan bandeng.
Kepala Bidang Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Andreas Frans Indarta mengatakan, dengan adanya perubahan cuaca ini, DKP Pati rutin melakukan pendampingan serta sosialisasi. Tujuannya, untuk meminimalisir angka kematian ikan.
Dia menyebut, musim seperti ini, kadar air di tambak ikan menjadi perhatian para pendamping atau penyuluh ikan di Pati.
“Kalau kita sosialisasi dan pendampingan dari teman-teman PPL. Biasanya kadar air yang membuat ikan mati,” kata Andreas.
Selain langkah pendampingan, dia menjelaskan, saat ini DKP rutin melakukan cek PH pada air tambak ikan. Menurutnya, langkah tersebut akan mengurangi resiko ikan mati.
“Agar kondisi ikan bisa stabil, sehat terus angka kematian ikan bisa ditekan. Kita punya lab untuk menentukan, selain pembudidaya punya, kita juga punya untuk mengecek PH ini untuk mengetahui kondisi air stabil,” terang dia.
Andreas menjelaskan, pada musim seperti ini, pastinya para pembudidaya di Pati juga telah mempersiapkan yang menjadi kebutuhan.
“Cuaca seperti ini kan sudah menjadi rutinitas untuk pembudidaya ikan di Kabupaten Pati, kemungkinan sudah dipersiapkan para pembudidaya juga sudah paham apa yang dilakukan saat cuaca seperti ini,” pungkasnya. (*)

Wartawan Mitrapost.com