Mitrapost.com – Jelang bulan Ramadan, masyarakat muslim di Indonesia sering kali mengadakan perayaan. Di pulau Jawa sendiri memiliki ragam budaya, kuliner, dan kebiasaan untuk merayakan awal puasa, sekaligus menyucikan diri, hati, dan pikiran.
Terdapat beberapa tradisi yang masih dilakukan masyarakat di pulau Jawa hingga saat ini. Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun selama puluhan tahun, serta merupakan bagian dari adat istiadat yang harus dilestarikan.
Lantas, apa saja tradisi yang kerap dilakukan orang di pulau Jawa dalam menyambut bulan Ramadan? Simak selengkapnya artikel berikut, dikutip dari laman Kemenparekraf.go.id.
Nyorog dari Jakarta
Masyarakat asli Betawi di Jakarta masih melestarikan tradisi Nyorog jelang bulan Ramadan. Nyorog merupakan kebiasaan memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti orang tua, mertua, maupun tokoh daerah setempat.
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, sekaligus menjalin silaturahmi antar sesama.
Cucurak dari Jawa Barat
Cecurak merupakan tradisi dari masyarakat suku Sunda dalam menyambut bulan Ramadan. Cecurak merupakan kegiatan berkumpul-kumpul dengan keluarga besar, diisi dengan liwetan atau makan bersama beralas daun pisang.
Liwetan biasanya berisi nasi, tempe, ikan asin, serta sambal dan lalapan. Tradisi ini menggambarkan terjalinnya silaturahmi dan ajakan untuk bersyukur.
Padusan dari Yogyakarta
Masyarakat Yogyakarta juga memiliki tradisi dalam menyambut Ramadan, yakni Padusan. Padusan, atau dalam bahasa Jawa diartikan dengan padus (mandi).
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penyucian diri, sekaligus membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.
Dugderan di Jawa Tengah
Masyarakat Jawa Tengah, khususnya di Semarang sering kali merayakan awal puasa dengan tradisi Dugderan. Tradisi Dugderan berasal dari kata ‘Dug’ yang mengacu pada suara tabuhan bedug, dan ‘Der’ mengacu pada suara dentuman meriam atau petasan.
Petasan ini akan dinyalakan bersamaan dengan bunyi tabuhan bedug untuk menandai waktu jelang bulan Ramadan.
Megengan di Jawa Timur dan Jawa Tengah
Megengan adalah tradisi jelang Ramadan yang dilakukan di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Kata ‘megengan’ berasal dari bahasa Jawa yang artinya menahan, atau bisa dilambangkan menahan hawa nafsu selama bulan suci Ramadan.
Pada hari terakhir Syaban, masyarakat akan membawa makanan ke masjid, musala, langgar, atau rumah warga. Nanti, akan dimulai pembacaan doa, kemudian makanan tersebut dinikmati bersama-sama. (*)

Redaksi Mitrapost.com