Mitrapost.com – Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar, tak hanya kepada orang-orang yang dipimpinnya di dunia, tetapi juga di akhirat. Diwajibkan seorang pemimpin bersikap adil, jujur, dan tidak semena-mena saat membuat kebijakan karena berdampak pada banyak orang.
Sebaliknya, pemimpin yang zalim atau semena-mena akan mendapatkan azab dan siksa neraka yang pedih. Pemimpin yang zalim adalah mereka yang mencelakakan rakyat dan bangsanya sendiri, serta melakukan hal-hal yang melampaui batas.
Allah SWT berfirman dalam QS Asysyura ayat 42 yang bunyinya,
اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ٤٢
Artinya: “Sesungguhnya, dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih,”
Dari Abu Maryam, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang diangkat oleh Allah menjadi pemimpin bagi kaum Muslim, lalu ia menutupi dirinya tanpa memenuhi kebutuhan mereka, (menutup) perhatian terhadap mereka, dan kemiskinan mereka. Allah akan menutupi (diri-Nya), tanpa memenuhi kebutuhannya, perhatian kepadanya, dan kemiskinannya,” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dari Aisyah radhiallahu’anha, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan dari umatku, lalu ia membuat susah umatku, maka susahkanlah dia. Dan siapa saja yang mengurusi urusan dari umatku, lalu ia sayang pada umatku, maka sayangilah ia,” (HR. Muslim).
Sementara itu, doa orang-orang yang dizalimi merupakan salah satu doa yang mustajab. Berikut ini doa-doa yang bisa diamalkan agar terhindar dari bahaya para pemimpin zalim, dilansir dari NU Online!
Doa terhindar dari fitnah dan kezaliman
Doa berikut diambil dari Surat Yunus ayat 85-86. Ayat sebelumnya menjelaskan para pengikut Nabi Musa yang sedikit merasa ketakutan karena pemimpin negeri mereka saat itu, yakni Fir’aun kerap menfitnah dan menzalimi mereka;
رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Rabbanâ lâ taj‘alnâ fitnatal lil qaumidh dhâlimîn wa najjinâ birahmatika minal qaumil kâfirîn
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang kafir.”
Ancaman-ancaman dari Fir’aun saat itu meresahkan orang-orang beriman. Firaun berhasil menekan rakyatnya untuk mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi Musa. Di tengah kegelisahan yang dirasakan pengikutnya, Nabi Musa berkata kepada mereka, sebagaimana dalam al-Qur’an,
وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ، فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ، وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya: “Berkata Musa: ‘Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.’ Lalu mereka berkata: ‘Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim’,” (QS Yunus: 84-86). (*)

Redaksi Mitrapost.com