Mitrapost.com – Sebelum melaksanakan salat Idulfitri, ada sejumlah sunnah yang bisa kita lakukan. Amalan sunnah ini bisa menjadi penyempurna di hari yang suci.
Berikut ini amalan sunnah sebelum melaksanakan salat Idulfitri.
Mandi
Sebelum melaksanakan salat Idulfitri, disunnahkan untuk mandi atau mensucikan diri. Kemudian dilanjutkan dengan mengambil air wudhu.
Hal ini disebutkan dalam kitab Al-Muwatha’ sebagai berikut,
ﺭﻭﻯ ﻣﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﻄﺮ، ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻐﺪﻭ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺼﻠﻰ
Artinya: “Imam Malik meriwayatkan bahwa Ibnu Umar mandi keramas saat Idul Fitri sebelum berangkat ke tempat salat.” (kitab Al-Muwatha’)
Sebelum mandi, membaca niat berikut ini.
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu ghusla ‘iidilfithr sunnatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku niat mandi Idul Fitri, sunnah karena Allah ta’ala.
Kemudian membaca basmalah dan berdoa memohon perlindungan Allah dari godaan syaitan. Dilanjutkan dengan mencuci kedua telapak tangan hingga bersih. Lalu mencuci kemaluan dan bagian tubuh yang terkena najis jika ada.
Setelah itu berwudhu seperti wudhu mau salat. Mencuci seluruh badan mulai dari kepala hingga kaki dengan air yang bersih dan suci. Dilanjut mengusap seluruh badan dengan tangan dan pastikan tidak ada bagian yang terlewatkan.
Memakai Pakaian Terbaik dan Wangi-wangian
Idulfitri merupakan hari yang suci. Sehingga disunnahkan mengenakan pakaian terbaik dan memakai wangi-wangian.
Ibnul Qayyim berkata bahwa, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar ketika Shalat Idul Fithri dan Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik”.
Makan
Sebelum melaksanakan salat Idulfitri, disunnahkan makan di rumah terlebih dahulu. Sedangkan sebelum salat Iduladha tidak disunnahkan makan.
Hal itu sebagai tanda bahwa ummat Islam tidak lagi melakukan ibada puasa seperti pada bulan Ramadan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
“Rasulullahﷺ biasa berangkat Salat Ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari Salat Ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.”
Melewati jalan yang berbeda
Disunnahkan berjalan kaki menuju masjid atau tempat salat. Dimana jalan saat berangkat dan pulang disunnahkan berbeda.
Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Jabir sebagai berikut,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.”
Dan juga hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki”.
Mengumandangkan takbir
Takbir Idulfitri dapat digaungkan sejak malam setelah masuk waktu Magrib.
Adapun lafadz takbiran yang dapat dibaca yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
“Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd”.
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah-lah segala puji”. (*)

Redaksi Mitrapost.com