Mitrapost.com – Hari Raya Idulfitri merupakan momen yang pas untuk saling bermaaf-maafan dan menjalin silaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara. Tak heran, kebiasaan berkunjung ke rumah tenangga maupun saudara menjadi tradisi masyarakat Indonesia saat Lebaran.
Saat bertamu ke rumah orang lain, ada beberapa aturan tak tertulis yang perlu dipahami. Aturan ini juga disebut dengan adab saat bertamu. Penerapan adab di lingkungan sosial adalah untuk menjaga hubungan baik, serta harga diri.
Dilansir dari DetikHikmah, berikut ini beberapa adab saat bertamu menurut Islam.
Izin tiga kali
Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!’, ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengucap salam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat,” (QS. An-Nuur [24]: 27).
Dalam hadits dari Kildah ibn al-Hambal radhiallahu’anhu, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan ‘assalamu’alaikum’, boleh aku masuk?’,” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi berkata: Hadits Hasan).
Ketuk pintu dengan sopan
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, “Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku,” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu).
Tidak mengintip
Rasulullah SAW sangat mencela perbuatan mengintip dan memberi ancaman kepada para pengintip, sebagaimana dalam sabdanya, “Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu,” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan).
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, “Sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu,” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan).
Perhatikan batas bertamu
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah SAW berkata, “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya,” (HR Baihaqi).
Dianjurkan membawa hadiah
Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai,” (HR Bukhari). (*)

Redaksi Mitrapost.com