Mitrapost.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) rencananya akan membangun pabrik untuk memproduksi obat-obatan di dalam negeri.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin. Ia menyebut, pembangunan pabrik akan memanfaatkan laboratorium farmasi milik TNI.
“Kita juga sudah melakukan revitalisasi laboratorium farmasi yang ada di angkatan menjadi satu pabrik obat pertahanan negara, sehingga nanti produksi obat kita yang akan kita kerjakan,” ujarnya dilansir dari Kompas.
Obat tersebut nantinya akan disalurkan kepada masyarakat salah satunya melalui Koperasi Desa Merah Putih.
Menanggapi rencana itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) mengaku mendukung.
“Kami sangat mendukung,” ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Taruna Ikrar.
Ia menilai jika produksi obat bisa dilakukan siapapun selama memenuhi syarat dan prosedur. Termasuk perusahaan milik lembaga militer.
“Menteri ikutan mendistribusikan obat? Oh enggak (masalah), sebetulnya itu dari bagian perusahaan negara,” kata dia.
Ia juga membandingkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga ikut memproduksi obat.
“Kita tahu kan perusahaan negara ada dari BUMN, kayak Bio Farma, ada Kimia Farma, kan ada perusahaan obat yang berhubungan dengan TNI,” imbuhnya.
“Jadi sebetulnya intinya enggak ada masalah. Itu hal yang general saja,” lanjutnya.
Pihaknya pun mengaku akan bertanggung jawab dalam mengawasi rencana TNI dalam memproduksi obat dan mendistribusikan.
“Oh pasti (diawasi). Badan POM akan mengawasi secara maksimal karena itu menjadi otoritas dan tanggung jawab kami,” jelasnya.
Rencananya, BPOM bakal menggelar pertemuan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin untuk membahas terkait rencana ini.
“Besok kan Menteri Pertahanan akan bertemu kami di sini,” ujarnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com