Mitrapost.com – Allah SWT memberikan keistimewaan di setiap waktu dalam satu hari, termasuk saat memasuki waktu Ashar. Waktu Ashar ada di ujung sore, sehingga menjadi momen yang tepat untuk mempersiapkan diri menyambut petang.
Umat Islam mempercayai bahwa di waktu petang tersebut, setan dan jin melaksanakan tugasnya untuk menggoda manusia. Sehingga, dengan mempertebal keimanan terhadap Allah SWT, akan terlindungi dari tipu daya mereka.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk senantiasa beribadah di waktu Ashar, “Barangsiapa melaksanakan shalat Bardain (Subuh dan Ashar) maka dia akan masuk surga,” (HR Bukhari).
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Mereka (orang kafir) telah menghambat kita dari melakukan shalat Wustha, yaitu shalat Ashar. Mudah-mudahan Allah memenuhi hati dan rumah mereka dengan api,” (HR Muslim).
Selain itu, dianjurkan pula memperbanyak doa untuk membentengi diri sendiri dari berbagai godaan setan yang terkutuk, berikut doanya!
Doa di waktu Ashar
Dalam hadist riwayat Bukhari, dari jarir RA, dia berkata, “Suatu ketika kami bersama Nabi SAW kemudian pada suatu malam beliau melihat bulan purnama. Beliau bersabda, ‘Kalian kelak akan melihat Tuhan sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini, tanpa ada sesuatu yang menghalangi penglihatan kalian. Karena itu, jangan sampai kalian lewatkan salat sebelum matahari terbit (Subuh) dan salat sebelum matahari terbenam (Ashar),’ Kemudian beliau membaca ayat 39 surah Qaf,
فَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ ٱلْغُرُوبِ
Faṣbir ‘alā mā yaqụlụna wa sabbiḥ biḥamdi rabbika qabla ṭulụ’isy-syamsi wa qablal-gurụb
Artinya: “Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).”
Doa setelah sholat Ashar yang pertama yaitu membaca tahlil yang dilanjutkan dengan doa memuji Allah SWT. Dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiallahu’anhu, ia berkata, “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setelah sholat beliau berdoa,
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
Artinya: “Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan (bagi pemiliknya). Dari Engkau-lah semua kekayaan dan kemuliaan),” (HR. Bukhari, Muslim). (*)

Redaksi Mitrapost.com