Mitrapost.com – Pihak sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Bantargebang, Kota Bekasi buka suara usai mendapatkan keluhan dari siswa berinisial DMH (16) di media sosial yang mengungkapkan adanya dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP).
Kepala SMP swasta di Bantargebang, Ujang Tholib mengakui jika ada pemotongan dana PIP untuk menutup biaya administrasi.
“Itu untuk biaya administrasi pengurusan pencairan,” jelasnya dilansir dari Kompas.
Ujang mengungkapkan pihak sekolah melakukan proses pengumpulan data sebelum diajukan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi.
Data tersebut kemudian diverifikasi dan dikirimkan ke pemerintah pusat untuk pencairan. Proses pencairan sendiri langsung dari pemerintah pusat yang mengirim dana sebesar Rp750.000 ke rekening masing-masing siswa penerima.
“Kami yang menguruskan, jadi anggap saja itu sebagai ‘uang jalan’,” jelasnya.
Menurutnya persoalan ini juga telah selesai saat dilakukan pertemuan antara pihak sekolah, siswa, dan wali murid.
“Semuanya sudah clear, tidak ada masalah lagi di antara kami,” jelasnya.
Sementara itu, DMH siswa yang menyampaikan keluhan pemotongan PIP lewat medsos, sempat mengalami penganiayaan dari anak kepala sekolah S (15).
Penyebabnya diduga karena unggahan IG story DMH yang menyindir dugaan pemotongan dana PIP. Isi IG story DMH yaitu gambar AI yang menampilkan sosok oknum guru berkepala tikus.
“Pelaku mengira yang saya maksud dengan kepala tikus itu adalah bapaknya,” jelasnya.
DMH mengaku sudah dua kali mendapatkan dana PIP. Namun dana tiap pencairan yang diterima tak utuh Rp750.000.
“Yang pertama, dananya langsung dimasukkan ke pembayaran SPP tanpa saya tahu bentuk uangnya. Yang kedua, saya hanya menerima Rp600.000 karena dipotong Rp150.000,” ungkap DMH.
Sedangkan untuk penganiayaan yang diterima, keluarga korban sudah melaporkan S ke Polres Metro Bekasi Kota. Laporan diterima dengan nomor registrasi: LP/B/1095/2025/SPKT/POLRES METRO BEKASI KOTA. (*)

Redaksi Mitrapost.com