Pati, Mitrapost.com – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati bakal memanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terkait kebijakan lima hari sekolah.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Pati, Teguh Bandang Waluyo saat dikonfirmasi oleh Mitrapost.com, belum lama ini.
Ia mengatakan, pihaknya akan mempertanyakan beberapa hal soal kebijakan lima hari sekolah. Baik itu yang mendasari adanya kebijakan ini hingga manfaat dari program tersebut.
“Kita nanti akan panggil Disdikbud, nanti akan kita tanya dasarnya apa, manfaatnya seperti apa. Nanti kalau memang itu dicoba bagus ya kita pakai, tapi kalau dicoba nanti merepotkan anak-anak ya jangan,” ujarnya.
Sebelum memanggil Disdikbud Kabupaten Pati, Komisi D akan mengkaji terlebih dahulu kebijakan tersebut. Mengingat, pihaknya belum mengetahui secara pasti tujuan penerapan kebijakan lima hari sekolah.
“Kita nanti kaji dulu, dari sudut pandang Komisi D itu seperti apa. Baru nanti kita panggil Disdikbud untuk menjelaskan secara penuh” jelasnya.
Bandang mengaku khawatir jika lima hari sekolah bisa mengganggu kegiatan pembelajaran di madrasah diniyah (Madin) maupun Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Sementara itu, Bupati Pati, Sudewo menyatakan bahwa penambahan waktu belajar menjadi solusi agar kurikulum tetap terpenuhi meski hari efektif dikurangi. Untuk jenjang SD ditambah 35 menit per hari, sedangkan SMP akan ditambah 40 menit.
Kebijakan ini juga mempertimbangkan keberlangsungan pendidikan non formal seperti TPQ dan madrasah diniyah yang masih dijalani siswa. Dengan jadwal baru, siswa tetap bisa belajar agama di luar sekolah secara optimal.
“Kami harap siswa tidak hanya unggul akademis, tetapi juga tetap aktif mengikuti pendidikan keagamaan di luar sekolah. Sistem ini menjaga keseimbangan antara pendidikan formal dan spiritual siswa Pati,” ungkap Bupati Sudewo.
Penerapan lima hari sekolah akan berlangsung dari Senin hingga Jumat, untuk memberi waktu istirahat lebih di akhir pekan bagi siswa. Pemerintah optimistis kebijakan ini mampu menciptakan iklim belajar yang lebih sehat dan berkualitas. (Adv)
Redaksi Mitrapost.com