Muncul Dugaan Eksploitasi di Raja Ampat, Bahlil Minta Operasi Tambang Nikel Disetop Sementara

Mitrapost.com – Muncul dugaan eksploitasi terkait pengelolaan tambang di tiga pulau yang ada di wilayah Raja Ampat. Ketiga pulau tersebut adalah Pulau Gag, Pulau Kawe, dan Pulau Manuran yang merupakan pulau-pulau kecil di kawasan itu.

Sementara itu, menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, terdapat pelarangan operasi tambang di pulau-pulau kecil seperti itu.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia merespon dengan perintah penghentian sementara operasi pertambangan nikel dari PT GAG Nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

“Kami untuk sementara, kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan,” ujar Bahlil dalam jumpa pers, Kamis (5/6/2025), dikutip MetroTV News.

“Untuk sementara kegiatan produksinya disetop dulu, sampai menunggu hasil peninjauan verifikasi dari tim saya,” imbuhnya.

Sebelumnya, pihaknya mengatakan akan mengevaluasi lebih dulu secara langsung ke lokasi di lapangan untuk melihat kondisi yang sebenarnya. Ia juga telah menjadwalkan untuk meninjau lokasi tambang nikel tersebut.

Ia menekankan bahwa Raja Ampat termasuk di wilayah Papua Barat yang memiliki otonomi khusus. Sehingga, perlakuan terhadap wilayah ini juga pasti akan berbeda dan memperhatikan kearifan lokal yang ada.

“Jadi, perlakuannya di sana juga khusus. Saya melihat, ada kearifan-kearifan lokal yang belum bisa ditutup dengan baik,” kata Bahlil, Selasa (3/6/2025).

Bahlil akan berfokus pada penyelesaian masalah berdasarkan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Pihaknya akan mengevaluasi apakah kegiatan pertambangan di Raja Ampat sesuai aturan dan tidak merusak ekosistem.

“Nanti tambangnya itu akan kita selesaikan dengan amdal saja. AMDAL-nya seperti apa, pasti kita akan ikuti kaedah-kaedah yang berlaku,” ujar dia.

Greenpeace sempat menemukan dugaan eksploitasi nikel di ketiga pulau di sekitar Raja Ampat. Aktivitas tambang tersebut dikatakan telah membabat lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi alami khas.

“Kini tambang nikel juga mengancam Raja Ampat, Papua, tempat dengan keanekaragaman hayati yang amat kaya yang sering dijuluki sebagai surga terakhir di bumi,” kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati