Tingginya Angka Pengangguran, Janji 19 Juta Lapangan Kerja Sulit Tercapai

Mitrapost.com – Janji 19 juta lapangan pekerjaan sepertinya sulit untuk terwujud. Diketahui bahwa hingga saat ini, angkat pengangguran di Indonesia masih tergolong tinggi.

Janji tersebut disampaikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat masih berstatus sebagai Calon Wakil Presiden dalam Debat Pilpres keempat di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).

“Jika agenda hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi energi hijau, ekonomi kreatif, UMKM bisa kita kawal insyaallah akan terbuka 19 juta lapangan kerja untuk generasi muda dan kaum perempuan,” ujar Gibran, dikutip lagi Sabtu (7/6/2025).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 7,28 juta orang masih menganggur.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai sektor industri. Pemerintah pusat dan daerah pun menggelar acara job fair.

Peminat Job Fair pun membludak dimanamana. Bahkan di Bekasi yang digelar pada 27 Mei lalu sempat viral di media sosial

Lalu apakah 19 juta lapangan pekerjaan akan terlaksana pada lima tahun ke depan?

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai menciptakan 19 juta lapangan kerja akan sulit terwujud mengingat naiknya jumlah tenaga kerja.

“Dahulu, 1% pertumbuhan ekonomi bisa menyerap hingga lebih dari 400 ribuan tenaga kerja. Saat ini 1 persen ekonomi hanya menyerap 100 ribuan tenaga kerja saja. Investasi yang masuk tidak mampu meningkatkan kinerja manufaktur Indonesia. Akibatnya, kita terjadi deindustrialisasi dini,” ujar Nailul kepada detikcom, Jumat (6/6/2025).

“Selama 5 tahun hanya 3 juta tenaga kerja saja. Jauh dari angka 19 juta yang disampaikan oleh Gibran. Jika pun terserap, hanya di sektor informal, yang minim perlindungan sosial,” ungkapnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati