Mitrapost.com – Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) memutuskan untuk keluar dari aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI).
Hal itu disampaikan dalam pernyataan resmi yang diunggah di media sosial (medsos).
“Kepada Kawan-Kawan Aliansi BEM SI Kerakyatan: demi meneguhkan nilai & kesetiaan pada gerakan rakyat, BEM KM UGM menarik diri dari Aliansi BEM SI Kerakyatan,” tulis unggahan BEM KM UGM di akun resmi @bemkm_ugm pada Jum’at, (18/7/2025).
Keluarnya BEM KM UGM dari aliansi BEM SI ini didasari atas kejadian di Musyawarah Nasional (Munas) XVIII di Padang pada 13-19 Juli 2025 lalu.
Dimana, saat itu Munas kedatangan pejabat negara diantaranya Ketua Umum Partai Perindo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Wakil Gubernur Sumatra Barat, dan Kapolda, serta Kepala BIN Daerah Sumatra Barat.
Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto mengatakan tak memiliki minat atas kontestasi untuk menjadi sesuatu di kepengurusan BEM SI.
Sehingga sejak awal, BEM UGM merasa cukup dengan perannya meletakkan pondasi saat masa awal kelahiran BEM SI di tahun 2007 dan membersamai keberjalanannya. Namun BEM UGM merasa ada paradoks di forum BEM SI.
“Yang terjadi justru paradoks: forum tersebut menjadi ruang konfliktual nir-substantif sekaligus tempat penguasa memoles muka,” ujarnya.
Kedatangan para pejabat negara tersebut dinilai telah mencederai independensi gerakan.
“Bagi kami, menciderai independensi gerakan. Apalagi dengan merdeka mereka pamerkan kebersamaannya bersama mahasiswa pada media sosialnya. Mungkinkah mereka masuk ke forum murni diundang, atau karena ada tiket masuk yang telah mereka dapatkan?” jelasnya.
Selain itu, dalam agenda Munas Jumat lalu, sempat terjadi baku hantam dan saling mengumpat. Sehingga ada mahasiswa yang terluka yaitu patah tulang, kemudian ada yang lebam dan berdarah.
Ia menyebut ketegangan dan ancaman yang terjadi juga menyebabkan trauma psikis bagi peserta.
“Kami prihatin dan menyesalkan kejadian itu. Bagi kami, tidak ada jabatan yang berharga untuk direbut sampai harus ribut. Kesatuan kita adalah aset berharga bagi gerakan rakyat sipil,” ujarnya.
Pihaknya tidak menyampaikan detail dari kejadian tersebut. Namun, jelasnya, hal itu sudah cukup menggambarkan alasan BEM UGM keluar dari aliansi BEM SI
“BEM KM UGM memegang teguh nilai dan marwah gerakan. Kami memilih jalan sunyi tapi bercahaya: setia bersama Rakyat Indonesia,” ujarnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com