Mengenal Istidraj: Nikmat yang Menipu

Mitrapost.comDalam hidup, tidak semua nikmat adalah tanda kebaikan atau keridhaan Allah. Ada kalanya seseorang terus diberi kelimpahan rezeki, kesehatan, dan kenyamanan hidup, padahal ia makin jauh dari ibadah dan taat kepada-Nya.

Fenomena inilah yang dalam Islam dikenal sebagai istidraj. Sebuah istilah yang patut diwaspadai, karena bisa membuat seseorang terlena dan merasa “aman” dalam maksiat.

Apa Itu Istidraj?

Secara bahasa, istidraj berasal dari kata “daraja” yang berarti bertahap atau perlahan-lahan. Dalam konteks agama, istidraj adalah kondisi ketika Allah memberi kenikmatan duniawi secara terus-menerus kepada seseorang yang durhaka, agar ia semakin terjerumus dalam kesesatan tanpa disadari.

Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 182:

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan Kami tarik mereka secara berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.”

Ayat ini menjadi dasar bahwa istidraj bukanlah bentuk kasih sayang, melainkan ujian tersembunyi yang mematikan hati dan kesadaran spiritual.

Beberapa tanda seseorang mengalami istidraj antara lain:

  • Terus mendapatkan nikmat, padahal jauh dari Allah; Tidak pernah salat, tetap sukses. Tidak jujur dalam berdagang, tapi usahanya lancar.
  • Tidak merasa bersalah saat bermaksiat. Hati yang keras dan tidak merasa butuh ampunan adalah indikasi istidraj.
  • Kebaikan dunia justru membuat semakin angkuh. Merasa paling hebat, paling benar, dan tidak butuh nasihat, padahal semua berasal dari Allah.
  • Enggan taubat dan merasa masih “baik-baik saja”. Istidraj membuat seseorang terlena, karena tidak langsung mendapat azab atau peringatan keras dari Allah.

Lalu bagaimana perbedaaan Istidraj dengan Ujian?

Ujian bisa berupa kesulitan atau bahkan kenikmatan, tetapi biasanya membuat hati semakin dekat kepada Allah. Sedangkan istidraj membuat hati makin jauh dan merasa tidak butuh Allah. Ujian membentuk keimanan, sedangkan istidraj menghancurkan iman secara perlahan dan tak terasa.

Salah satu cara agar terhindar dari istidraj adalah selalu muhasabah (introspeksi). Apakah nikmat yang kita miliki membuat kita semakin bersyukur dan taat, atau malah lalai. Selain itu, perbanyak membaca istighfar. Bahkan Rasulullah ﷺ yang maksum pun beristighfar lebih dari 70 kali sehari. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati