Mitrapost.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pangan Indonesia dalam tiga bulan terakhir sejak April 2025 mencapai sebesar 1,17%. Hal ini menjadi bukti bahwa fenomena ini berhasil menguras dompet masyarakat.
Dilansir dari DetikFinance, BPS menyebutkan inflasi pangan dipengaruhi banyak faktor, di antaranya termasuk normalisasi tarif listrik, penurunan produksi cabai dan bawang merah, serta kenaikan harga emas dunia.
Penjelasan lebih rinci pada Mei 2025, inflasi pangan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,37% yang disebabkan oleh penurunan komoditas hortikultura seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah.
Inflasi kembali terjadi pada Juni 2025 dengan capaian sebesar 0,19%. Dalam kata lain, terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 108,07 pada Mei 2025 menjadi 108,27 pada Juni 2025 dengan didominasi oleh komoditas beras sebesar 0,04%.
Komoditas lainnya berupa tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,04%, cabai rawit 0,03%, bawang merah, tomat, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02%.
Kenaikan bahan pokok untuk kebutuhan rumah tangga seperti yang sudah dijelaskan di atas benar-benar menggerogoti isi dapur. Bahkan, beberapa warga mengaku saat ini tak cukup untuk belanja dengan membawa uang Rp100.000 sehari.
DetikFinance menemui beberapa keluarga, di antaranya Maslah (51) di Pasar Bukit, Pamulang, Tangerang Selatan yang bercerita bahwa Rp100.000 sehari dibelanjakan untuk beras 2 liter, Rp30.000, ayam utuh Rp 45.000, belum dengan bumbu-bumbunya yang jika ditotal bisa lebih dari Rp100.000.
Menurut Maslah dengan anggota keluarganya yang berjumlah empat orang dan porsi makan yang banyak, satu minggu bisa mencapai Rp800.000 sampai Rp1 juta, belum termasuk dengan pembelian makanan dari luar. (*)
Redaksi Mitrapost.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"
Jangan lupa kunjungi media sosial kami
 |
 |
 |
 |
 |
Video Viral
Kamarkos |
Pojoke Pati |
