Mitrapost.com – Jika kita pergi ke daerah manapun, yang sering dijumpai di setiap lokasi adalah penempatan Indomaret dan Alfamart yang selalu berdekatan.
Hingga dikenal oleh banyak masyarakat sebagai pesaing abadi, kedua bisnis ritel waralaba ini berhasil menjadi yang terbesar di Indonesia.
Lalu, apakah sebenarnya alasan dibaliknya dilihat dari strategi marketing?
- Menarik Pasar yang Lebih Luas
Dilansir dari CNBCIndonesia, alasan utama di balik fenomena ini adalah mendapatkan pasar yang lebih luas dan menarik konsumen sebanyak-banyaknya dengan konsep teori lokasi industri, yakni Hotelling Theory.
Hotelling Theory adalah teori yang menjelaskan dua persamaan jenis kegiatan ekonomi yang saling berdekatan dengan tujuan menguasai pasar seluas-luasnya. Teori tersebut berfokus pada pemilihan lokasi dengan presentasi keuntungannya sebesar 50:50 sesuai dengan selera konsumen.
- Mengusung Keunggulan yang Berbeda
Di mata konsumen, Indomaret dan Alfamart mungkin terlihat seperti saudara kandung yang memiliki banyak persamaan. Namun, keduanya mengakui bahwa mereka memiliki keunggulannya masing-masing, seperti harga lebih murah, kapasitas toko lebih luas, pelayanan lebih ramah hingga kenyamanan suasana.
- Membangun Persepsi Konsumen
Ketika konsumen datang di salah satu dari kedua waralaba tersebut, maka karyawan akan bertugas untuk membangun persepsi positif kepada pelanggan masing-masing dengan menunjukkan keunggulannya tersendiri seperti poin di atas untuk memikat hati pelanggan.
- Hemat Budget Riset
Alasan selanjutnya dari mengapa Indomaret dan Alfamart selalu berdekatan adalah untuk menghemat budget riset. Riset akan lebih mudah jika menemukan salah satu gerai dibangun di lokasi tertentu, maka sudah dipastikan nilai positif dari potensi pasarnya dan uji kelayakan bisnisnya.
- Penggunaan Strategi Five Forces
Antara Indomaret dan Alfamart menggunakan pendekatan porter’s five forces atau metode untuk menganalisis kekuatan yang membentuk pola bisnis. Di antaranya adalah:
Competitive Rivalry, lingkungan bisnis dengan tingkat kompetisi tinggi antar perusahaan dan competitor menjadikan perusahaan mampu menciptakan inovasi baru agar produknya tidak kalah saing dari lawan.
Power of Buyer, kemampuan konsumen dalam tawar menawar harga produk, dan selanjutnya menimbang dan memutuskan kemana mereka akan memilih untuk menjadi pembeli, antara Indomaret maupun Alfamart.
Power of Supplier, semakin sedikit supplier sebuah produk, maka semakin tinggi tingkat ketergantungan perusahaan terhadap supplier tersebut untuk memasok barang.
Threat of New Entry, akan sulit bagi pendatang baru memasuki industri tersebut karena kekuatan perusahaan yang sudah dipengaruhi oleh hambatan seperti kondisi ekonomi dan hak paten yang akan memperlihatkan siapa yang lebih berkuasa dan lebih besar pasarnya di lokasi tersebut.
Threat of Substitute Product, kekuatan yang datang dari produk pengganti (substitusi) dari barang yang akan dijual di perusahaan. (*)

Redaksi Mitrapost.com