Mitrapost.com – Di tengah derasnya arus digitalisasi, tantangan dalam membentuk karakter generasi muda menjadi semakin kompleks. Internet memang membuka akses informasi tanpa batas, tetapi di sisi lain juga menyuguhkan berbagai konten yang tak selalu positif.
Dalam kondisi ini, pendidikan karakter menjadi kompas moral yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak dan remaja agar tetap bisa memilah mana yang benar dan salah.
Pendidikan karakter tidak hanya mengenai sopan santun di sekolah, tetapi juga mencakup nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, empati dan disiplin. Nilai-nilai ini harus ditanamkan secara konsisten, baik oleh keluarga, sekolah, maupun lingkungan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) sebelum akhirnya dipecah menyebutkan bahwa pendidikan karakter menjadi pondasi penting dalam membentuk generasi yang bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.
Era digital memunculkan fenomena baru seperti cyberbullying, hoaks, hingga kecanduan gawai. Anak-anak yang tidak dibekali karakter kuat akan dengan mudah terseret dalam dampak negatif tersebut.
Maka, penguatan nilai-nilai moral menjadi kunci utama agar anak-anak tidak kehilangan arah. Melalui pendekatan yang humanis dan kontekstual, pendidikan karakter bisa diselipkan dalam keseharian.
Menariknya, teknologi bisa menjadi alat bantu dalam pendidikan karakter dengan cara menyajikan konten edukatif, film pendek maupun permainan interaktif yang bisa menanamkan nilai-nilai positif dengan cara menyenangkan. (*)

Redaksi Mitrapost.com