Mitrapost.com – Kasus kematian siswa SMP di Kecamatan Wedi, Klaten mulai terungkap. Korban inisial F (15) diduga meninggal setelah duel usai bermain futsal dengan temannya. Saat ini, polisi telah menetapkan satu tersangka, namun belum dilakukan penahanan.
Kasat Reskrim Polres Klaten AKP Taufik Frida Mustofa menyebutkan alasan tersangka belum ditahan karena masih merupakan anak di bawah umur atau anak berhadapan dengan hukum (ABH). Selain itu, pihak keluarga berjanji akan kooperatif dan tidak akan meninggalkan wilayah Klaten.
“Menindaklanjuti kasus perkelahian yang mengakibatkan meninggal dunia salah satu siswa di Wedi, sudah kami lakukan penyidikan. Kami juga sudah lakukan penetapan tersangka,” katanya, Selasa (5/8/2025), dikutip Detik.
“Karena tersangka ini anak di bawah umur, atau kita sebut dengan ABH (anak berhadapan dengan hukum), dan keluarga atau orang tua menjaminkan yang bersangkutan kooperatif dan tidak meninggalkan wilayah Klaten, maka kita tidak lakukan penahanan,” terangnya lagi.
AKP Taufik menjelaskan, tersangka telah mengakui perbuatan pemukulan terhadap korban yang merupakan teman sekelasnya di SMP. Pemukulan secara membabi buta tersebut dilakukan karena pelaku tersulut emosi setelah tanding futsal.
“Yang bersangkutan mengakui melakukan pemukulan membabi buta terhadap korban baik badan, tangan dan lainnya. Ada beberapa organ dalam yang pecah sehingga menyebabkan komplikasi sehingga meninggal dunia,” ungkap dia.
“Namanya anak-anak punya temperamen, punya rasa ingin menunjukkan dirinya yang hebat dan sebagainya, sehingga tersulut emosi melakukan penantangan untuk duel,” lanjutnya.
Kasus ini berawal setelah korban dan pelaku bermain futsal antarkelompok pada 7 Mei 2025 yang lalu, yang mana salah satu kelompok kalah. Hal itu memicu perkelahian satu lawan satu antara pelaku dan korban akibat saling ejek dan tantang.
“Terjadi tantang-tantangan kemudian tanggal 7 Mei terjadi perkelahian senggel (satu lawan satu) di Desa Kaligayam, Wedi. Perkelahian cuma singkat sekitar lima menit menurut informasi,” terang Kapolsek Wedi AKP Eko Pujianto, Minggu (18/5/2025), dikutip Detik.
Setelah pulang, korban masih dalam kondisi sehat. Namun, beberapa hari kemudian korban mulai mengeluh sakit dan lemas, sehingga kemudian dirujuk ke rumah sakit. Selang satu hari, korban dinyatakan meninggal dunia.
“Tanggal 11 mengeluh sakit, nggak enak badan, lemas, sempat dirawat ibunya dan minta diantar ke RS Bagas Waras. Kondisi semakin menurun dan tanggal 12 Mei meninggal,” sambung Eko. (*)

Redaksi Mitrapost.com