Pati, Mitrapost.com – Petani padi di Desa Kebonturi, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati awalnya menanam padi. Namun semenjak musim berganti, kini beralih ke tanaman tembakau.
Salah satu petani padi yang beralih ke tanaman tembakau itu adalah Sudarto. Saat ditemui pada Sabtu (16/08/2025) pagi, Sudarto sedang sibuk menyirami tanaman tembakau di lahan miliknya.
Sudarto mengatakan bahwa ia mulai menanam tembakau sejak tahun 2019 silam, saat musim kemarau tiba. Pasalnya, tanaman padi sering gagal panen karena kesulitan air.
“Karena memang untuk daerah sini, daerah tadah hujan, ketika musim tanam yang ke-2 setelah padi kita mau budidaya lainnya sulit, misalnya padi lagi tentu tidak bisa terus kalau yang palawija kacang hijau itu juga dari hasil ekonomisnya juga sangat rendah. Jadi tembakau menjadi pilihan yang bagus,” kata Sudarto.
Menurutnya, menanam tembakau banyak keuntungan yang didapatkan. Dari segi tanamannya tidak perlu banyak air. Selain itu, harganya cenderung bagus jika dibandingkan dengan padi. Dia mengungkapkan untuk keuntungannya sendiri bisa mencapai tiga sampai empat kali lipat.
“Pertama tembakau tidak butuh banyak air. Dari segi ekonomisnya dari tanaman yang lain, ibaratnya padi dua kali masih kalah dengan yang tembakau satu kali,” jelasnya.
“Memang untuk tembakau hasilnya tiga sampai empat kali lipat dari padi,” lanjutnya.
Dari tahun 2019 hingga 2025 ini, dia mengatakan, hasil paling maksimal yang pernah dirasakan ada di tahun 2023. Di saat itu, menanam tembakau terbilang mudah dan cuacanya mendukung.
“Untuk tanaman tembakau yang sangat manis rasanya itu tahun 2023. Di tahun itu masa keemasan tembakau di wilayah Jaken, terutama, karena tahun itu budidaya sangat mudah terus ketika panen ada cuaca panas terus harganya juga sangat bagus,” tuturnya.
Sedangkan pada tahun 2025 ini kebalikan dari tahun 2024, dimana terdapat banyak air. Bahkan, dia menyebut sudah menanam tiga kali dikarenakan tanaman tembakau kebanjiran.
“Tahun 2025 ini kebalikannya di tahun 2024, terlalu banyak air, jadi Tanaman tembakau yang sudah ditanam petani, saya sudah tanam bulan April itu kebanjiran selanjutnya setelah kebanjiran tanam kembali bulan Mei kebanjiran lagi, ini baru yang ketiga untuk lahan ini,” pungkasnya. (*)

Wartawan Mitrapost.com