Naik Turunnya Nilai Tukar Rupiah Masa HUT RI 80, Berikut Penyebab dan Dampaknya

Mitrapost.com – Minggu lalu, nilai tukar rupiah jelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 80, tepatnya pada Kamis (14/08/2025) membawa kabar gembira.

Melansir dari CNBC Indonesia, nilai tukar rupiah selama sepekan jelas masa HUT RI 80 berada di posisi Rp16.106 per dolar, melesat 0,80% dari dolar Amerika Serikat (AS) yang menjadi posisi terbaiknya sepanjang tahun ini.

Rupiah bahkan sempat memimpin penguatan mata uang di Asia dalam pekan itu.

Hingga setelah masa HUT RI 80, tepatnya pada Selasa (19/08/2025), nilai tukar rupiah melemah dari dolar AS sebesar 0,50% di posisi Rp16.235 per dolar.

Banyak penyebab yang terjadi tidak secara tiba-tiba dari fenomena naik turunnya nilai tukar rupiah jelang hingga setelah masa HUT RI 80. Sebagai pelaku ekonomi harusnya kita memahami hal tersebut agar rencana pengelolaan risiko terkait perubahan nilai tukar rupiah bisa dilakukan sebagai langkah preventif.

Kebijakan Suku Bunga The Fed

Mengutip dari Sahabat Pegadaian, penguatan nilai rupiah terjadi saat The Fed (Federal Reserve) yang merupakan sebuah bank sentral AS yang berpengaruh kuat pada perbankan dunia menurunkan tingkat suku bunga acuan.

Hal ini memberikan keleluasaan bagi Bank Indonesia untuk melakukan hal yang sama. Ketika suku bunga acuan di Indonesia turun, maka dapat memicu peningkatan aliran dana yang masuk ke dalam negeri sehingga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional bisa terwujud.

Periode Repatriasi Dividen Berakhir

Berakhirnya periode repatriasi dividen menyebabkan perusahaan maupun investor asing menarik dananya yang ada di luar negeri kembali ke Indonesia, membuat permintaan terhadap rupiah naik untuk dilakukan investasi, membayar dividen dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, melemahnya data ekonomi AS sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia berefek substansial terhadap perekonomian global, salah satunya memicu penurunan nilai tukar mata uangnya maupun mata uang asing termasuk Indonesia.

Surplus Neraca Perdagangan

Ketika Indonesia lebih banyak melakukan ekspor dibandingkan impor, maka akan terjadi surplus neraca perdagangan yang menjadi penyebab meningkatnya aliran devisa negara sehingga mendorong tingginya nilai tukar rupiah.

Stabilitas Politik dan Makroekonomi

Kekondusifan situasi politik dan positifnya iklim investasi membuat kepercayaan investor global terhadap rupiah mengalami peningkatan hingga tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena bisa memberikan imbal hasil yang menjanjikan. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati