Pati, Mitrapost.com – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati menyebut lahan pertanian di sebelah Pati Selatan dan Utara mampu memproduksi padi 10 ton per hektarnya.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Dispertan Pati, Ratri Wijayanto baru-baru ini. Ia menuturkan, stigma tentang lahan tadah hujan di Pati Selatan tidak mampu memproduksi padi 10 ton per hektar ternyata kurang tepat. Hal itu telah dibuktikan lewat program yang diluncurkan oleh Bupati Pati Sudewo beberapa waktu lalu.
“Ada sisi utara Pati maupun sisi selatan sudah terakomodir. Jadi, stigma bahwa Pati selatan tidak mampu itu insha Allah tidak (tepat). Walaupun tadah hujan, ternyata ada yang bisa mencapai (produksi padi 10 ton per hektar),” ujarnya kepada Mitrapost.com.
Hingga pertengahan bulan Agustus, dia menyebut ada 28 sampel lahan pertanian yang sudah mampu memproduksi 10 ton tiap hektarnya. Namun demikian, pihaknya tetap menggenjot program tersebut di kecamatan lainnya. Menurutnya, dengan pemberian cukup pupuk, produksi padi di Pati dipastikan maksimal.
“Sampai dengan saat ini sudah ada sekitar 28 sampling yang bisa mampu mencapai 10 ton per hektarnya,” jelasnya.
Selain itu, harga gabah kering panen (GKP) telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebesar Rp6.500 per kilogram. Harapannya, petani bisa lebih sejahtera.
“Harapan kami ini menjadi salah satu upaya dari pemerintah kabupaten Pati untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Pati,” ujarnya.
Jika produktivitas membaik dan harganya terjamin, Ratri mengatakan, sektor pertanian mungkin akan lebih dilirik oleh generasi muda. Menurutnya, selama ini, generasi muda masih enggan terjun ke sektor pertanian, khususnya padi, karena dianggap tidak menjanjikan.
“Sehingga, lapangan pekerjaan dari sektor pertanian itu bisa dilirik oleh generasi muda. Karena, bagaimanapun juga kita tetap harus memikirkan regenerasi petani yang ada di Pati,” tandasnya. (*)

Wartawan Mitrapost.com






