Mitrapost.com – Beberapa video beredar di platform YouTube memperlihatkan seorang perempuan berambut panjang yang berdiri atau duduk di dekat sound system raksasa dengan rambutnya yang terbang-terbang karena suara bass yang begitu keras.
Hal tersebut merupakan efek dari tradisi Paredao de som di Brasil yang disebut-sebut mirip dengan fenomena sound horeg yang sedang ramai di Indonesia.
Melansir dari Detik, seorang Pakar Etnomusikologi, Felipe Maia yang meneliti fenomena Paredao menuliskan bahwa tradisi tersebut banyak disukai oleh masyarakat Brasil sebab dinilai memiliki makna kebanggaan dan interaksi sosial.
Sama seperti keahlian yang dimiliki oleh tokoh kebanggaan pengikut sound horeg asli Jawa Timur Indonesia, Ahmad Abdul Aziz yang memiliki nama panggung unik Memed Potensio atau Thomas Alva Edi Sound sebagai operator sound system, Paredao de som juga membutuhkan kemampuan yang sama ahlinya.
Untuk menghasilkan suara sound system yang tepat, dibutuhkan keahlian yang tidak bisa dimiliki oleh setiap orang, menjadikan pekerjaan operator ini semakin naik setelah Paredao de som berkembang di Brasil.
Fakta lainnya juga menunjukkan hal yang sama terjadi di negara India, masyarakatnya menggunakan sound system besar dan memutar musik dengan volume keras sebagai hiburan.
Padahal fenomena ini mengundang banyak kontroversi karena suara sound horeg atau Paredao de som yang melebihi ambang batas keamanan bagi indra pendengaran akan berakibat buruk.
World Health Organization (WHO) sudah menyebutkan toleransi kebisingan yang dapat diterima manusia untuk sound horeg berkisar antara 75-85 desibel, sementara Paredao de som menyentuh angka 120-130 desibel. (*)

Redaksi Mitrapost.com