Mitrapost.com – Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa yang begitu agung, bukan hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh alam.
Menariknya, dalam catatan sejarah Islam, terdapat beberapa kisah tentang hewan yang ikut menjadi bagian dari peristiwa besar ini. Kehadiran mereka bukan sekadar kebetulan, melainkan tanda kebesaran Allah SWT yang menunjukkan kemuliaan Rasul-Nya.
Melansir dari NU Online, peristiwa yang paling sering dikaitkan dengan tahun kelahiran Nabi adalah kisah pasukan bergajah yang dipimpin Abrahah.
Saat itu, Abrahah berniat menghancurkan Ka’bah dengan gajah-gajah besar yang dibawanya dari Yaman. Namun, ketika pasukan mendekat ke Mekah, gajah-gajah tersebut tiba-tiba berhenti dan enggan melangkah.
Mereka tidak mau berjalan ke arah Ka’bah meski dipukul dan dipaksa. Lalu datanglah burung-burung ababil yang melemparkan batu panas hingga menghancurkan pasukan itu, sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-Fil.
Kejadian ini menjadi penanda bahwa Allah menjaga rumah-Nya, sekaligus menjadi bagian dari tahun yang dikenal sebagai “Tahun Gajah”, tahun yang sama dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Selain gajah, ada pula kisah yang lebih lembut tentang domba-domba milik Halimah Sa’diyah, ibu susu Nabi.
Dalam riwayat disebutkan bahwa sebelum kedatangan Nabi kecil, kondisi keluarga Halimah sangat miskin. Domba-domba mereka kurus, hasil susu sedikit, dan kehidupan serba sulit. Namun, setelah Muhammad kecil diasuh olehnya, keadaan berubah drastis.
Domba-domba menjadi gemuk, hasil susu berlimpah, dan ternak mereka terlihat jauh lebih sehat dibanding milik orang lain. Hal ini diyakini sebagai keberkahan langsung dari kehadiran Rasulullah yang membawa rahmat sejak masa bayi.
Tidak hanya itu, dalam catatan sejarah juga disebutkan bahwa pada malam kelahiran Nabi, kuda-kuda milik bangsa Persia mendadak menjadi gelisah.
Pada saat yang sama, istana Kisra mengalami guncangan hebat hingga 14 menara utamanya runtuh. Peristiwa ini dimaknai sebagai simbol runtuhnya kekuasaan besar yang zalim, serta lahirnya cahaya baru yang kelak akan menyebar dari tanah Arab ke seluruh dunia.
Bahkan api yang disembah oleh kaum Majusi yang telah menyala selama seribu tahun tanpa padam, tiba-tiba padam pada malam itu.
Dari kisah-kisah tersebut, kita dapat melihat bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya disambut oleh manusia, melainkan juga oleh alam dan hewan-hewan yang seakan tunduk pada kehendak Allah.
Kehadiran Rasulullah menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Anbiya: 107, “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Maka tak heran jika hingga kini, setiap peringatan Maulid Nabi selalu diisi dengan rasa syukur dan suka cita. Karena lahirnya beliau bukan sekadar membawa perubahan bagi manusia, tetapi juga menyentuh semesta dan segala isinya. (*)

Redaksi Mitrapost.com