Mitrapost.com – Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu momen istimewa yang selalu diperingati oleh umat Islam, termasuk di pesantren-pesantren Jawa.
Tradisi ini tidak hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga sarat dengan nilai budaya, kebersamaan, dan kecintaan kepada Rasulullah.
Melansir dari NU Online, di pesantren Jawa Maulidan biasanya dirayakan dengan pembacaan Barzanji atau Simthud Durar, yang berisi kisah kelahiran dan keteladanan Nabi Muhammad. Suasana semakin khidmat dengan lantunan salawat bersama santri dan para kiai.
Tak jarang, acara dilengkapi dengan tausiah atau pengajian yang mengingatkan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
Selain aspek keagamaan, tradisi Maulidan juga kental dengan budaya lokal. Banyak pesantren di Jawa menggelar acara makan bersama atau nasi berkat yang dibagikan kepada santri dan masyarakat sekitar.
Hidangan seperti nasi tumpeng, ingkung ayam, hingga aneka jajanan pasar sering mewarnai perayaan ini. Kehadiran masyarakat sekitar pesantren membuat suasana semakin semarak seolah menjadi pesta rakyat yang penuh keberkahan.
Tradisi ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi. Santri, alumni, bahkan warga desa sekitar biasanya turut hadir.
Tak jarang, acara Maulidan di pesantren besar di Jawa bisa berlangsung hingga berhari-hari dengan berbagai kegiatan, mulai dari lomba keagamaan, kirab, hingga pertunjukan seni islami.
Bagi pesantren Jawa, Maulidan bukan sekadar perayaan, tetapi juga cara menanamkan kecintaan pada Nabi Muhammad kepada para santri. Melalui tradisi ini, nilai keagamaan, kebersamaan, dan kearifan lokal berpadu indah menciptakan warisan budaya yang tetap hidup hingga sekarang. (*)

Redaksi Mitrapost.com