Mitrapost.com – Akhir Juni lalu, Meta secara resmi mulai menjalankan proyek ambisiusnya berupa sebuah laboratorium riset bernama Meta Superintelligence Lab (MSL), yang digadang-gadang akan membawa perusahaan mendekati era kecerdasan buatan supercanggih atau artificial general intelligence (AGI).
Melansir dari Kompas, induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp ini disebut ingin mengupayakan pengembangan AI tingkat lanjut (Superintelligence AI) dengan menggelontorkan investasi besar senilai 15 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp244 triliun.
Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg ini mengalokasikan investasi ratusan triliunnya untuk merekrut ahli AI besar-besaran sejak beberapa waktu terakhir. Ia secara terbuka mengakui bahwa Meta rela membayar mahal demi membangun tim AI terbaik di dunia.
Beberapa peneliti AI papan atas yang diincar di antaranya adalah Shengjia Zhao dari OpenAI, Ruoming Pang eks Head of Foundation Models di Apple hingga seorang ilmuwan komputer AS berusia 24 tahun.
Shengjia Zhao merupakan sosok penting di balik pengembangan model penalaran AI OpenAI seperti ChatGPT, GPT-4, dan model pertama o1.
Saat ini, Zhao ditunjuk sebagai Chief Scientist di MSL yang memiliki tugas untuk bertanggung jawab langsung atas agenda riset Meta di bidang superintelligence.
Ruoming Pang, eks Head of Foundation Models merupakan otak di balik pengembangan Apple Intelligence dan Siri generasi baru yang diumumkan dalam WWDC 2025 lalu. Dan untuk membawa Pang bergabung bersama Meta, ia menerima kompensasi lebih dari 200 juta dollar AS atau sekitar Rp3,2 triliun.
Sementara Matt Deitke, ilmuwan komputer berusia 24 tahun asal AS ini menerima dana dari Meta sebesar 250 juta dollar AS atau sekitar Rp4 triliun untuk perekrutannya.
Selain tim ahli secara personal, Meta juga disebut telah mengakuisisi sebesar 49 persen saham sebuah perusahaan rintisan (startup) AI di AS yang didirikan oleh Alexandr Wang dan Lucy Guo bernama Scale AI.
Alexandr Wang yang dijadikan sebagai Chief AI Officer baru Meta telah mengumumkan kerja sama dengan startup Midjourney yang berfokus pada AI gambar dan video.
Kolaborasi ini disebut akan menghasilkan teknologi AI generatif termasuk video yang kelak bisa dimonetisasi melalui platform seperti Facebook dan Instagram.
Untuk total pengeluaran terbarunya, Meta menghabiskan sebanyak lebih dari 1 miliar dollar AS atau setara Rp16,3 triliun hanya untuk membentuk AI elitenya.
Selanjutnya, perusahaan ini akan merencakanan kenaikan anggaran infrastruktur hingga 72 miliar dollar AS (sekitar Rp1.180 trilun) pada tahun 2025, dengan arti terjadi kenaikan 30 miliar dollar AS (kira-kira Rp491,7 triliun) dari tahun sebelumnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com