Mitrapost.com – Lima pekerja terjatuh buntut ambruknya Jembatan Kalierang, Cilongok, Balapulang, Tegal yang sedang dilakukan pembongkaran. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (14/9/2025) siang kemarin, dan menyebabkan para korban terluka.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tegal, Teguh Dwijanto Rahardjo, menjelaskan, saat kejadian, lima korban tersebut tengah beristirahat di jembatan usai melakukan pekerjaan.
“Jembatan lama yang ambruk. Ada lima pekerja yang di atas jembatan yang luka karena kejadian ini,” ungkap dia, Senin (15/9/2025), dikutip Detik.
Di antara lima korban, empat orang mengalami luka ringan, yakni SE, I, AS, dan S. Sementara itu, satu lainnya inisial KF mengalami luka berat dan saat ini masih dirawat di RSUD Suselo Kabupaten Tegal.
Menurut Teguh, insiden ambruknya jembatan disebabkan lantaran faktor usia konstruksi puluhan tahun. Jembatan itu rencananya dibongkar untuk dibuat jembatan baru guna memfasilitasi warga yang hendak melintas dengan kendaraan motor roda dua.
“Jembatan lama itu memang sudah waktunya diganti. Banyak bagian rangka baja yang korosi, tumpuan sudah tidak berfungsi dengan baik, dan struktur mengalami deformasi tinggi,” terang Teguh.
“Jadi ketika proses pelepasan bagian atas dilakukan, kekuatan jembatan tidak lagi mampu menahan,” lanjutnya.
Sebagai informasi, pembangunan Jembatan Kalierang dimulai sejak 27 Juni 2025 dengan masa pelaksanaan 150 hari kalender. Sementara, target penyelesaian dijadwalkan tanggal 23 November 2025 dengan masa pemeliharaan 180 hari.
Lingkup pekerjaan jembatan tersebut meliputi pembangunan jembatan rangka baja tipe B dengan bentang sepanjang 60 meter. Nantinya, jembatan akan menghubungkan tiga kecamatan di Tegal, yakni Balapulang, Bojong, dan Jatinegara.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal menggelontorkan pagu anggaran sebanyak Rp3 miliar dengan nilai kontrak Rp2,958 miliar untuk pembangunan kembali Jembatan Kalierang.
Teguh mengatakan, proses pembongkaran sudah sesuai tahapan, yakni pelepasan angin-angin atau bracing jembatan secara searah. Namun, karena kondisi material yang rapuh faktor usia menyebabkan peristiwa kecelakaan ini.
“Namun karena kondisi material yang sudah rapuh, jembatan kehilangan keseimbangan hingga ambruk. Ini murni karena faktor usia. Jadi bukan kesalahan teknis. Bisa dibilang kebetulan saat dibongkar, struktur yang sudah lemah langsung runtuh,” jelas dia. (*)

Redaksi Mitrapost.com






