Sejarah Dunia: Pengenalan Uang dari Sistem Barter hingga Era Digital

Mitrapost.comUang adalah salah satu penemuan paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia. Kehadirannya tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga membentuk struktur ekonomi, sosial, bahkan politik dunia.

Namun, perjalanan panjang uang dari masa ke masa menunjukkan bahwa konsep ini terus berkembang sesuai kebutuhan manusia dan kemajuan teknologi.

Pada awal peradaban, sistem yang digunakan masyarakat adalah barter yakni pertukaran barang dengan barang seperti seorang petani menukar beras dengan kain milik pengrajin.

Namun sistem ini dinilai memiliki kelemahan besar, yaitu sulit menemukan kesesuaian kebutuhan antara dua pihak. Kondisi inilah yang memunculkan gagasan tentang alat tukar yang lebih praktis.

Sekitar 3.000 tahun lalu, masyarakat mulai menggunakan benda-benda bernilai sebagai alat tukar, seperti kerang cowrie, garam, hingga logam mulia.

National Geographic Indonesia menyebut di Tiongkok sekitar abad ke-7 Sebelum Masehi (SM), uang logam dari perunggu mulai digunakan secara luas. Sementara di Lydia (kini bagian Turki), koin emas dan perak menjadi standar pertama dalam perdagangan internasional.

Setelah itu, Tiongkok kembali menjadi pelopor ketika Dinasti Tang dan Song memperkenalkan uang kertas pada abad ke-7 hingga 11 Masehi. Sistem ini kemudian menyebar ke Timur Tengah dan Eropa melalui jalur perdagangan.

Di Eropa, uang kertas mulai populer pada abad ke-17 seiring lahirnya bank-bank besar seperti Bank of England. Uang tidak lagi hanya berbentuk logam berharga, tetapi juga sebagai representasi nilai yang dijamin oleh negara atau lembaga keuangan yang disebut dengan sistem moneter.

Abad ke-20 menandai babak baru dengan munculnya uang elektronik. Kartu debit, kartu kredit, hingga transfer bank menggantikan sebagian besar uang tunai. Revolusi ini semakin cepat di era internet.

Menurut laporan Bank Indonesia (2024), transaksi digital di Indonesia pada 2023 mencapai lebih dari Rp15.000 triliun, meningkat signifikan dibandingkan lima tahun sebelumnya.

Tak berhenti di sana, abad ke-21 memperkenalkan mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan ribuan aset digital lainnya. Meski masih diperdebatkan legalitas dan keamanannya, kripto menawarkan sistem desentralisasi berbasis teknologi blockchain.

Bank sentral di berbagai negara pun mulai mengembangkan versi resmi, yaitu Central Bank Digital Currency (CBDC) yang diprediksi akan menjadi masa depan uang global.

Sejarah panjang uang menunjukkan bahwa konsep ini selalu berubah mengikuti kebutuhan manusia. Dari barter sederhana hingga transaksi digital instan, uang bukan sekadar alat tukar tetapi juga simbol kepercayaan dan stabilitas dalam kehidupan sosial.

Data dari Mastercard (2025) menyebutkan bahwa meski transaksi digital meningkat pesat, uang tunai masih digunakan oleh sekitar 30% populasi dunia, terutama di negara berkembang. Artinya, uang dalam berbagai bentuk akan tetap hidup berdampingan sesuai kebutuhan masyarakat. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati