Mitrapost.com – Tanpa disadari, banyak pengguna smartphone Android maupun iPhone yang telah memakai aplikasi dari hasil karya mantan atau pegawai intelijen Israel.
Selain karena keberpihakan terkait konflik Israel-Palestina, aplikasi ini ternyata disebut ditemukan penyelundupan alat pengintaian ke dalam ekosistem smartphone.
Melansir dari CNBC Indonesia, beberapa kasus seperti aplikasi Simple Gallery yang mulanya merupakan proyek sumber terbuka berubah menjadi platform pencari keuntungan setelah diakuisisi oleh perusahaan Israel.
Selain itu, ada pula beberapa platform aplikasi lain yang secara diam-diam telah mengubah kebijakan privasi yang menimbulkan tanda-tanda bahaya, seperti ZipoApps milik mantan engineer Unit 8200 yang berada di bawah naungan siber militer Israel dan Supersonic milik mantan pimpinan operasional Angkatan Darat Israel.
Kedua aplikasi tersebut mendapat banyak kritikan karena ditemukan adanya praktik pengumpulan data agresif dan pelacakan yang tidak jelas.
Untuk itu, beberapa langkah bisa diterapkan guna mencegah dari jeratan aplikasi buatan intelijen Israel agar aman dari potensi penyalahgunaan data, seperti mengecek nama pengembang aplikasi di toko resmi.
Selain itu, pengguna juga bisa mencari profil perusahaan pengembang melalui platform dunia kerja seperti LinkedIn atau Crunchbase.
Namun, jika pengguna tidak memiliki cukup waktu untuk mengidentifikasi, maka gunakanlah aplikasi dari pengembang yang sudah jelas berkomitmen pada praktik data yang terbukti aman dan etis.
Meski begitu, jumlah unduhan justru tetap melonja kaena ditopang oleh belanja iklan besar-besaran beserta kerja sama yang dilakukan bersama raksasa media media Google dan Facebook. (*)

Redaksi Mitrapost.com






