Mitrapost.com – Dua negara Australia dan Papua Nugini meneken perjanjian pertahanan Pukpuk Treaty dalam rangka membuat keduanya saling membantu ketika salah satu pihak nantinya berada dalam ancaman penyerangan.
Menurut CNN Indonesia, pakta tersebut dinilai mirip dengan perjanjian North Atlantic Treaty Organization atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), karena berisikan sama, yaitu saling membantu membalas penyerangan oleh negara lain.
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, James Marape dan PM Australia, Antony Albanese menandatangani perjanjian tersebut di Canberra, Ibu Kota Australia.
Menurut Marape, perjanjian tersebut tidak terjalin dari situasi geopolitik terutama rivalitas Amerika Serikat (AS) dan China di kawasan Asia Pasifik, melainkan berdasarkan geografi, sejarah, dan realitas abadi di lingkungan.
“Ini tentang satu pagar yang lebih besar yang mengamankan dua rumah yang punya halaman sendiri,” berikut ungkap Marape, dikutip dari CNN.
Sejalan dengan hal tersebut, Papua Nugini juga juga telah menjalin hubungan baik bersama dengan negara lain, salah satunya mengajukan anjuran perdamaian di mana saja mereka terlibat, sejauh menyangkut hubungan luar negeri.
Pernyataan itu didukung oleh Albanese yang mengatakan bahwa akan ada interoperabilitas antara aset pertahanan dari kedua negara tetangga.
“Setiap pihak mengakui serangan bersenjata terhadap salah satu pihak di Pasifik akan membahayakan perdamaian dan keamanan satu sama lain serta keamanan Pasifik, dan berjanji akan bertindak bersama untuk menghadapi bahaya bersama, sesuai dengan proses konstitusionalnya,” seperti itulah penggalan dari Pakta yang telah ditandatangani. (*)

Redaksi Mitrapost.com






