Mitrapost.com – Dua orang di Banjar Tabu, Desa Songan A, Kecamatan Kintamani tewas usai kena tebas pedang.
Insiden ini terjadi pada Minggu (12/10/2025) pagi. Perbekel Desa Songan A, I Ketut Artawan mengatakan bahwa perkelahian berdarah terjadi dipicu karena adanya persoalan lahan parkir di kawasan wisata sekitar gunung.
“Iya, merebutkan lahan parkir. Tempat itu dulunya dikelola kelompok. Saya dengar sempat tutup, lalu buka lagi. Ini tempat untuk orang-orang melihat sunrise dan berada di sekitaran gunung. Tidak tahu persis pemilik lahannya. Mungkin tanah yang dilewati itu yang diributkan,” ujarnya dilansir dari Detik.
Perkelahian diawali dengan ajakan berkelahi yang dikirim Jero Sumadi (47) kepada I Ketut Arta (26) melalui messenger Facebook pada Minggu pagi. Jero Sumadi mengirim pesan itu karena merasa tidak terima dengan perlakuan I Ketut Arta.
“Beberapa menit setelah pesan tersebut, Jero Sumadi, I Ketut Kartawa, dan I Wayan Ruslan mengadang I Ketut Arta yang melintasi warung mereka. Ketiganya membawa senjata tajam sehingga Arta lari kabur,” jelas Humas Polres Bangli, Iptu I Ketut Gede Ratwijaya.
Setelah itu, Arta pun memberitahu kakaknya Jero Wage tentang kejadian itu. Arta bersama Jero Wage dan Nyoman Berisi lantas kembali ke lokasi dan membawa dua katana menyerang balik.
Akibatnya, Jero Sumadi (47) dan I Ketut Kartawan (50) tewas. Sedangkan I Wayan Ruslan (53) mengalami luka terbuka dan patah tulang di siku kiri serta luka tusuk di perut sehingga harus dirawat di RSUD Bangli.
“Ketut Arta ini tersulut emosinya seusai diserang kubu korban sehingga menyerang balik. Berakhir dua orang tewas dan satu dalam keadaan kritis,” paparnya.
Sementara itu, polisi telah menangkap I Ketut Arta (26), Jero Wage (40), dan Nyoman Berisi (32).
“Pelaku (dari kubu itu) sudah mengakui (perbuatannya). Makanya, bisa diamankan kemarin. Tapi masih pengakuan sepihak sehingga butuh kepastian kedua belah pihak dulu. Kan satu korban masih dirawat, belum bisa diinterogasi,” jelas Kanit Reskrim Polsek Kintamani, Iptu I Ketut Sudarsana.
Mereka diduga menggunakan pedang katana khas Jepang untuk menyerang korban.
“Itu diduga alat yang digunakan. Karena harus dicek darahnya dahulu melalui forensik. Biar pasti siapa tebas siapa,” jelasnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com