Mitrapost.com – Tagar #Boikot Trans7 bergema di media sosial (medsos) usai tayangan di salah satu programnya diduga menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Setelah itu, perwakilan Trans7 pun melakukan mediasi ke pihak Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Jabodetabek.
Pihak televisi mengakui telah lalai dan akan bertanggung jawab atas tayangan tersebut.
“Trans7 mengakui kelalaian walaupun itu materi atau konten dari PH (production house), tetapi Trans7 tidak lepas dari tanggung jawab untuk itu,” jelas Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil dilansir dari Detik.
Pihaknya juga telah menyampaikan permintaan maaf ke para santri dan pengurus Ponpes Lirboyo.
“Dan kami menyampaikan permohonan maaf ini juga kepada keluarga Kiai Haji Anwar Manshur, bersama santri, pengasuh, dan para alumni dan insyaallah dalam waktu dekat kami akan bertabayun dengan keluarga Pak Kiai,” jelasnya.
Diketahui, program yang menuai kontroversi tersebut bernama Xpose Unsencored yang tayang pada 13 Oktober 2025.
Tayangan tersebut adalah produk dari production house (PH). Trans7 pun bakal mendiskusikan terkait sanksi ke PH.
“Sanksi ke pihak PH tentunya kami akan ngobrolin, karena direksi ini kan kolektif ya untuk membicarakan, dan tentunya kami akan, tadi ada tuntutan juga untuk itu dan tentunya akan menjadi pertimbangan yang serius buat kami,” jelasnya.
Sementara itu, Penasihat Almuni Lirboyo Jabodetabek, Rasyud Syahkir menyampaikan ada lima tuntutan ke Trans7.
“Alhamdulillah dari lima tuntutan yang disampaikan oleh teman-teman semuanya direspons, insyaallah secara tertulis, sebelum 1×24 jam,” jelasnya.
“Mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang,” lanjutnya.
Salah satu tuntutan yang disampaikan yaitu Trans7 meminta maaf secara terbuka dan menarik tayangan kontroversial tersebut.
“Salah satu tuntutan yang disampaikan oleh kami pertama adalah menuntut pihak Trans7 untuk meminta maaf secara terbuka, atas tayangan tersebut,” jelasnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com